Rabu, 16 Februari 2011

Diklatsar WAPALA VI AKATEL

SALAM LESTARI.......!!!!!!!!
Suatu organisasi membutuhkan regenerasi untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Generasi baru dalam organisasi dituntut mempunyai, kekompakan, keterampilan, mental yang sesuai untuk mewujudkan visi dan misi organisasi. Pendidikan Latihan Dasar Wahana Pecinta Alam Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto (DIKLATSAR WAPALA AKATEL) merupakan kegiatan rutin setiap penerimaan anggota baru yang bertujuan menyiapkan anggota WAPALA AKATEL agar mempunyai keterampilan dasar, mental, kekompakan antar anggota untuk mendukung kegiatan yang nantinya dilakukan dalam organisasi, maupun diluar organisasi.
Sebelum peserta diberangkatkan ke hutan selalu ada pembekalan yang biasa disebut sebagai (materi ruang) yang berisi tentang pengetahuan dan praktek seputar kegiatan WAPALA, seperti halnya,
  • Pengetahuan dan sejarah WAPALA AKATEL
  • Navigasi
  • RC & Caving
  • Survival
  • SAR & P3K
Pembekalan yang diberikan pada materi ruang tersebut merupakan penerapan dari beberapa bagian divisi yang terdapat pada WAPALA AKATEL.
Semboyan wapala adalah  “HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”, yang berarti bersatu dengan alam dan lingkungan sekitar. Citra itulah yang membuat diri kita paling kecil, sehingga tidak patut dalam diri wapala ada suatu sifat kesombongan.
Diksar VI WAPALA AKATEL tahun 2011 dilaksanakan di lereng Gunung Slamet, di daerah hutan baturaden, dengan diikuti 13 peserta dan didampingi 17 panitia.
Tujuan dari DIKLATSAR WAPALA AKATEL VI adalah :
  1. Memupuk rasa cinta terhadap organisasi
  2. Sebagai ajang membentuk mental dan fisik yang tangguh
  3. Menanamkan jiwa pantang menyerah
  4. Melatih keterampilan dasar lapangan
  5. Menanamkan kekompakan antar anggota
  6. Mempraktekkan teori yang diperoleh dalam Materi Ruang.
Hari pertama diksar adalah kegiatan montenering yang merupakan urutan kegiatan awal sebagai pembekalan ketika akan melaksanakan pengambilan kartu Tanda Anggota (KTA) yang menerapkan sistim wajib gunung, montenering juga mendidik anggota agar mempunyai jiwa pantang menyerah, kompak, dan mewujudkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Dengan suara lantang nyayian lagu mars WAPALA, dan HOMPILAHO dapat menaikkan motivasi, sehingga Rasa lelah bukanlah sebuah hambatan untuk menyelesaikan tugas.
Dihari kedua adalah kegiatan pencarian titik suatu lokasi yang biasa disebut sebagai NAVIGASI. Menggunakan kompas bidik, alat tulis, protactor, dan peta kontur. peserta dibagi menjadi 3 tim  dengan 2 panitia sebagai pendamping setiap kelompok. Dengan dibekali peralatan tersebut dan waktu yang telah ditentukan, para peserta dituntut harus menemukan titik yang ditentukan oleh panitia.
Tujuan kegiatan Navigasi tersebut adalah melatih leadership calon anggota, melatih kesabaran, pemikiran positif, dan insting yang tajam dalam berfikir. Tidak heran jika para peserta mampu menemukan titik lokasi tersebut dengan cara pemikiran dan perhitungan menurut logika mereka sendiri.  Letak titik tersebut dapat berupa puncak bukit, tanah landai,  pohon yang tinggi, bongkahan batu, sungai atau aliran air.
Setelah peserta selesai melaksanakan kegiatan Navigasi, peserta dikumpulkan dan diberikan panduan untuk melaksanakan survival (bertahan hidup dialam bebas). Dilepaskan di hutan dengan sedikit perbekalan seperti parang, korek api, ponco dan garam. Dengan berbekal teori pada materi ruang, peserta diharapkan mampu membuat tempat berlindung sementara (shelter), bertahan dan mencukupi kebutuhan mereka sendiri.
Panitia pun mulai menyebar diantara bukit-bukit untuk mengawasi pergerakan peserta.  Dengan survival tersebut para peserta dituntut untuk lebih mandiri terhadap diri dan keluarganya, serta tidak putus asa dan tidak mudah pasrah dengan keadaan.
Dinginnya malam, lapar dan haus tidak menyurutkan semangat dari calon anggota untuk selalu bergerak. Kondisi terburuk inilah yang mampu mendidik mental calon anggota. Dua hari dua malam waktu yang cukup untuk melaksanakan kegiatan survival, walaupun pada pecinta alam lain ada yang menerapkan survival hingga berminggu-minggu. Namun menurut pendapat panitia hal tersebut sama saja jika diartikan menurut jati diri dari arti kata survival.
Setelah peserta selesai melaksanakan survival semua panitia dan peserta berkumpul di tengah api unggun, untuk sharing dan berbagi pengalaman selama kegiatan, kegiatan inilah yang sering dipakai para anggota wapala untuk memahami citra, memupuk kekeluargaan dan menyelesaikan masalah.
Hari keempat adalah kegiatan simulasi Search and Rescue (SAR).  Kegiatan tersebut meliputi segala upaya dan usaha pencarian, pemberian pertolongan, dan penyelamatan jiwa manusia. Dilakukan di bukit Bunder.
Kompetensi dasarnya berupa
  1. Pengetahuan Dasar SAR yang meliputi organisasi SAR, organisasi Operasi SAR, filosofi SAR, dan lain-lain.
  2. Unsur Pencarian (Search).
a)    Teknik Pencarian di Darat.
  1. Unsur Pertolongan/ Penyelamatan (Rescue)
a)    Evakuasi.
b)    Medical First Response.
  1. Unsur Pendukung/Penunjang
a)    Navigasi.
b)    Mountaineering.
c)     Survival.
d)    Komunikasi Lapangan.
e)     Persiapan Perbekalan, Pakaian dan Makanan.
f)      Transportasi
Pencarian dilakukan selama 5 jam dengan kondisi bukit yang rimbun dengan semak-semak , bambu, dan duri. Setelah korban ditemukan dengan melihat kondisi korban tersebut mulailah dipikirkan apa yang perlu dilakukan, simulasi ini cukup bagus karena semua peserta dengan sigap melakukan pertolongan pertama, sebelum korban dievakuasi. Dengan mengumpulkan obat-obatan, tali dan bambu sehingga dibuatlah  tandu untuk mengangkat korban. setelah korban berhasil dievakuasi, Panitiapun menyambut di titik pertemuan.
Setelah materi SAR selesai peserta pun dikumpulkan disebuah  jembatan didesa kalipagu yang disebut jembatan curug gede.
Terlihat panitia pun telah siap memasang tali dan peralatan RC lainnya. Dan mulailah diberikan pengarahan bagaimana cara melakukan rapling yang baik. Rapling merupakan olah raga yang cukup hati-hati, karena yang dihadapi adalah ketinggian, kondisi medan, dan keamanan peralatan yang semuanya sudah diperhitungkan terlebih dahulu.
Rappeling bagi para pemula merupakan ajang untuk  melatih keberanian, dan kesiapan dalam melakasanakan tugas. Mulai dari mengikat tali, memasang ancor, teknik pelaksanaan, dan lain-lain yang diharuskan lebih safety/aman.
Kegiatan diksar telah selesai setelah semua peserta dilantik dan diresmikan sebagai anggota muda WAPALA AKATEL. Tangis dan tawa bahagia menjadi awal pergerakan anggota dalam mengemban tugas dan citra WAPALA AKATEL selanjutnya.
Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/05/kursor-diikuti-jam-dan-tanggal-v2.html#ixzz1eUnkIGUV