Jumat, 24 Desember 2010

Semakin Kaya Dengan Memberi

Memberi itu indah. Memberi itu ekpresi cinta. Memberi itu air mata ketulusan. Memberi itu sebuah pengorbanan dan keikhlasan. Memberi itu sebuah kekayaan.

Memberi itu indah, seindah sungai-sungai cantik di surga dan tenangnya hati ketika bermunajat pada Rabb Semesta Alam. Bagaimana tidak, ketika Allah menjanjikan, "Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah sebaik-baik Pemberi Rizki." (QS. 34:39).

Kemudian Allah memberi kabar gembira kepada orang-orang yang mau berjihad dengan harta dan jiwa bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa dan di masukkan ke Jannah-Nya yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. " (Qs. 61:10-12)

Keindahan yang hadir tidak dapat diekspresikan dengan untaian kata, ia adalah abstrak, hadirnya di sini... Dihati dan relung jiwa...Ia adalah ungkapan syukur dan gejolak cinta pada sesama...

Memberi itu ekspresi cinta. Cinta itu indah. Keindahan itu hadir karena adanya rasa saling sayang dan memberikan yang terbaik. Ya... Memberi adalah ekspresi cinta. Ada apa dengan cinta...? Ah... Tidak ada apa-apa dengan cinta...

Ketika seorang ibu dan ayah, dengan susah-payah, bermodalkan peluh, malu dan doa, rela bekerja siang malam, sampai di ujung masa klimaks ikhtiarnya tak kunjung hadir apa yang diusahakannya, akhirnya meminjam pada tetangga, kerabat atau perusahaan, karena berusaha memberikan apa yang dibutuhkan buah hati penyejuk jiwa. Itulah cinta...

Ketika seorang suami, bekerja keras siang dan malam, karena hanya satu tekad yang hadir dalam dirinya bahwa ia harus menjaga dan memenuhi hak sang penyejuk hati, menjaganya dari kajahatan tangan-tangan jahil, demi menunaikan amanah Allah. Itulah cinta...

Ketika seorang isteri, rela menjadi pelepas lelah belahan jiwanya dan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkannya, memberikan kasih sayangnya.itulah cinta...

Ketika seorang Abdurrahman bin `Auf rela memberikan 700 kendaraan hartanya kepada fakir miskin di Madinah. Itulah cinta...

Cinta begitu sulit digambarkan dengan kata-kata...Ia adalah abstrak.namun ia adalah nyata dengan ekspresi sikap. Dan... Memberi itu adalah cinta....

Ternyata tidak ada apa-apa dengan cinta...

Memberi itu pengorbanan dan keikhlasan.
Ketika seorang sahabat, meskipun sulit, tetap berusaha keras membantu kesulitan saudaranya... Karena ia yakin barangsiapa yang memudahkan urusan saudaranya, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia maupun diakhirat.

Ketika seorang ibu, rela tidur tengah malam karena membuat baju untuk anaknya, mempersiapkan pernak pernik kebutuhan suami dan anak untuk pagi hari, tanpa mengharapkan apa-apa selain senyum manis dari yang disayanginya dan ridho Allah.

Ketika seorang ibu menahan sakit dan mempertaruhkan nyawa demi hadirnya sang buah hati dengan selamat dalam sebuah pejuangan proses persalinan.

Memberi itu air mata ketulusan.
Ketika seorang ibu, menitikkan air mata karena dapat membelikan baju dan sepatu baru untuk sekolah sang buah hati....

Ketika seorang relawan menitikkan air mata karena dapat berbuat sesuatu bagi saudaranya yang kesulitan...

Ketika seorang dermawan menitikkan air mata melihat wajah sumringah anak-anak yatim ketika mendapat belaian sayang dan "bingkisan syurga..".

Memberi itu sebuah kekayaan...
Secara matematika manusia, memberi berarti berkurang jumlah dan modal... Tapi tidak bagi Allah... Memberi adalah kekayaan, tabungan yang semakin bertambah dan bertambah terus... Semakin banyak memberi maka tabungan semakin banya.

Wallohu A'lam Bishawab

Memadu Kasih di taman ISLAM



Islam tidak menafikan adanya perasaan saling mencintai antara sesama manusia, sebab hal itu merupakan fitrah manusia.

KEDUDUKAN CINTA

Umat secara keseluruhan sepakat bahwa cinta pada
Allah dan Rasul-Nya adalah wajib. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan maqam tertinggi dari berbagai maqam yang ingin dicapai oleh para pengembara menuju Allah. Semua maqam yang ingin diraih adalah buah dari cinta kepada Allah.

Dasar cinta seorang hamba kepada Allah adalah firman-Nya:

"Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah" (Al Maidah:54)
"adapun orang-orang yang beriman, mereka sangat cinta kepada Allah" (Albaqarah:165)

'katakanlah, jika Bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluarga kalian, serta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatiri kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik' (At-Taubah:24)

Islam tidak menafikan adanya perasaan saling mencintai antara sesama manusia, sebab hal itu merupakan fitrah manusia. Secara naluri ia mencintai istri, keluarga, harta dan tempat tinggalnya. Namun, tidak sepatutnya sesuatu yang bersifat duniawi ini lebih ia cenderungi dan ia cintai dibanding Allah dan Rasul-Nya. Jika ia lebih mencintainya, maka berarti tidak sempurna imannya dan dapat terjerumus pada dosa terbesar yakni musyrik. Mencintai Allah dan Rasulnya merupakan jalan menuju keselamatan. Dalam sebuah hadits dikatakan:

�Tatkala seseorang bertanya kepada Rasulullah saw tentang hari kiamat, beliau menjawab dengan sebuah pertanyaan, 'Apa yang sudah engkau persiapkan untuknya?' orang itu menjawab 'tidak lain kecuali bahwa saya mencintai Allah dan Rasul-Nya'. Rasulullah Saw menjawab, 'Engkau beserta orang yang engkau cintai'. (H.R. Bukhari Muslim)
Cinta yang tulus adalah keimanan yang benar

Cinta hamba kepada Allah merupakan hal yang bisa mengangkatnya ke maqam dan derajat yang tinggi, sempurna, dan suci. Kedudukan yang tinggi ini menuntut sang hamba untuk berkorban demi kekasihnya, sebagaimana yang berlaku pada setiap orang yang mencinta. Sang pecinta harus rela mencintai objek cintanya dengan sepenuh hati dan fikiran. Ia harus sanggup berkorban demi yang dicintai dengan penuh suka cita. Ia juga harus lapang dada dan rela atas segala yang kurang berkenan dirasakan dari kekasihnya, juga harus sabar atas segala ujian yang menimpanya karena cinta itu.

Mengapa demikian, karena cinta, sebagaimana yang lazimnya terjalin antara sesama manusia, merupakan sebuah jalinan di luar nalar dan pengetahuan. Ia merupakan kecenderungan dan emosi yang berada di atas kehendak dan keinginan.

Setiap diri kita bisa saja mengenal dan tidak ada masalah dengan si Fulan, atau mengetahui dan senang dengan suatu benda, akan tetapi itu saja tidak cukup untuk menamai perasaan kita itu sebagai cinta. Perasaan cinta lebih dalam pengaruhnya dari itu. Ia lebih mengharu biru dan merampas hati. Bahkan cinta sejati adalah yang tidak memberikan ruang kosong dalam hati., tidak memberi jalan sedikitpun dalam jiwa bagi yang lain selain kekasih.

Jika telah sampai pada tingkat demikian, maka cinta kepada Allah itulah keimanan yang hakiki. Keimanan yang hakiki bukanlah sekedar pengetahuan dan ketundukan jiwa. Dengan kata lain, iman yang benar adalah imannya sang pencinta yang bergairah kepada Allah, yang bahkan bisa memabukkan dan melupakan diri sendiri. Cinta yang pengaruhnya tampak pada seluruh ucapan, tindakan dan sikap.

Adapun keimanan yang gersang, yang dingin dan pasif, yang tidak melampaui sekedar ketundukan jiwa dan pernyataan lisan, tidak pula tampak pengaruhnya pada aktivitas yang positif, maka itu bukanlah keimanan yang dikehendaki Allah dari hamba-Nya.

Seorang mukmin yang hakiki adalah orang yang memahami keindahan dan keagungan Allah, mengetahui kasih sayang dan kebaikan Allah. Disamping itu, ia meyakini sepenuhnya bahwa Allahlah satu-satunya pemberi nikmat dan anugerah. Tiada nikmat kecuali bahwa Dialah sumbernya, tiada anugerah kecuali dari-Nya. Dengan kesadaran ruhani seperti inilah ia mencintai-Nya. Hatinya sibuk memikirkan-Nya. Seluruh aktivitasnya ditujukan kepada-Nya semata. Kelezatan yang ia rasakan hanya ada dalam ketaatan kepada segala perintah-Nya. Ia memiliki kesempatan untuk menunaikan tugas dari-Nya, dengan senang dan bahagia, damai hatinya dan tegap langkahnya. Jika sang kekasih yang dicintai berbuat baik kepadanya, diterimanya kebaikan itu dengan rasa syukur, baik dengan lisan, hati maupun perbuatan. Jika ia mendapati kesulitan dalam perjuangan mencapai ridha-Nya, ia tegar, berlapang dada, dan sabar tanpa keluh kesah dan perasaan kecewa.

Mengapa kita mencintai Allah?

Dengan sedikit renungan, kita akan mendapatkan kesimpulan bahwa Allah SWT Dzat yang paling berhak untuk dicintai. Dia lebih patut menjadi labuhan hati dibanding orang tua, anak, bahkan diri sendiri.

Hal yang paling mudah difahami oleh akal fikiran, mengapa kita hanya patut mencintai-Nya adalah karena anugerah nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita. Kenikmatan yang seluruh manusia tenggelam di kedalaman samuderanya, yang mengiringi manusia dalam hirupan nafas dan detak jantungnya, yang menyertainya di setiap tempat dan waktu, yang bersama keluasan dan keabadiaannya semata bersumber dari Dzat Allah Swt.

Untuk mengingatkan hamba-hamba-Nya akan nikmat ini, Allah Swt berfirman: �Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan menghitungnya ��(An-Nahl:18)

Rasulullah Saw bersabda:

�Cintailah Allah karena nikmat yang dianugerahkan kepada kalian, cintailah aku karena cinta kalian kepada-Nya, dan cintailah ahlulbaitku karena cinta kalian padaku�. (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim).

Wahai sahabat, apakah patut dan masuk akal jika kita menikmati semua ciptaan-Nya, mulai dari cahaya, indahnya waktu pagi dan petang, harmoninya ciptaan seluruh mahluk nan menakjubkan, bumi dan langit yang bisa dimanfaatkan, sebagaimana firman-Nya, �� yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian��( Al-Baqarah:29)

Dan juga firman-Nya, �� dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya lahir dan batin� , tetapi mengapa kita tidak menunaikan syukur dan tidak pula mengerti kadar nilainya?

Apakah tidak berpengaruh dalam hati kita, bagaimana luas nikmat-Nya dan bertebaran ihsan-Nya, yang kekuasaan-Nya menyilaukan orang yang memandang. Nikmat-Nya adalah keagungan yang tidak dapat diidentifikasi, ilmu yang tiada satu biji atompun di langit dan di bumi yang tidak terdeteksi, dan kearifan yang mencermatkan seluruh makhluk yang dicipta-Nya.

Maka berbahagialah orang yang mencium aroma keelokan-Nya dan mampu menangkap cahaya pancaran keindahan-Nya. Berbahagialah orang yang dapat meneguk anggur kenikmatan-Nya meski bercampuran. Memang, seringkali kita menangkap sesuatu namun tidak memahami substansinya. Seorang penyair bertutur:

Sesuatu yang sering memabukkan orang,
Adalah sesuatu yang disebutnya sebagai kecantikan,
Namun aku tiada pernah mengerti apakah itu

Sebagian ahli hikmah pernah berkata kepada para muridnya, �seluruh manusia sungguh merindukan Allah. Tahukah kalian mengapa demikian? Itu karena mereka merindukan kebajikan yang tiada batas, kesempurnaan yang tiada bertepi, keindahan yang tiada terukur. Semua hanyalah ada pada Allah SWT�.

Bukankah matahari, makhluk yang tampak paling menonjol, paling elok, dan paling hebat yang pernah engkau lihat, hanyalah pantulan dari cahaya-Nya?

Sungguh, pada matahari itu tersirat tanda-tanda keagungan, keindahan, keperkasaan, dan kehebatan penciptanya. Kita bisa membaca tanda-tanda keagungan itu di sana. Dengan itu semua kita bersimpuh dan bersujud.

Jika kita mencintai seseorang karena pemberian dan kebaikannya, karena akhlak dan sifat-sifat terpujinya, maka sungguh kita lebih patut mencintai sumber nikmat dan kemurahan itu.

Bahkan seandainya mereka telah mampu merasakan betapa nikmat cinta-Nya, maka mereka akan disibukkan perhatiannya oleh gejolak perasaan ini hingga menjadi pecinta yang menikmati asyiknya memadu kasih.

Mereka yang menjaga dan menghindarkan diri dari buaian syahwat dengan tujuan hanya mendekatkan diri pada Allah.

Wallohu A'lam Bishowab

Seseorang yang sedang belajar untuk mencintai-Nya
Daftar pustaka: Memadu Cinta di Taman Islam, Ahmad Nashib Al-Mahamid

Rabu, 22 Desember 2010

The Best I Ever Had

Ketika manusia terlahir di dunia percayalah ia tidak datang dengan kebetulan. Keberadaannya merupakan hasil karya yang begitu mengagumkan proses pembentukannyapun begitu menakjubkan, ada sentuhan sentuhan atas dasar kekuasaan yang tiada tara , kun fa ya kun - jadilah maka jadilah, tentunya tidak secara ajaib manusia itu terbentuk ada proses penciptaan sebaik-baiknya bentuk tersebut .tak ada cela dan tak ada yang mampu menandingi kesempurnaan ciptaan Rabbul Izzaati,
Manusi adalah makhluk yang di ciptakan dengan sebaik-baiknya bentuk , ia tercipta berbeda dengan makhluk bumi lainnya ia lah pemegang amanah besar dunia ini yakni khalifah fil ard. Peranannya didunia tak lepas dari peran besar seorang sosok perkasa yang di beri nama ibu� kepadanyalah muara kasih berlabuh.
Tatkala seorang insane baru terlahir dalam keadaan tidak mengetahui apapun dan Allah mengenugrahkan kepadanya pendengaran, penglihatan dan hati agar ia bersyukur (QS. An-Nahl 16 : 78) maka siapalah yang pertama-tama merespon dan menjadikannya berdaya guna selain ketelatenan seorang Ibu�
Allah special menitipkannya kepada seorang perkasa sejak dalam kandungan mula, Allah jadikan Rahim ( tempat yang Kokoh) sebagai tempat bernaungnya individu baru,
Tampak jelas begitu susahnya keberadaan makhluk asing di tubuh manusia yang bernama wanita, namun adakah dari mereka yang sudi berkeluh kesah marah atas karunia terbesar dari Rabbnya itu� ia hanya mampu mendesah lelah namun percayalah desahnya, keluhnya, lelahnya serta kucuran keringatnya tak berarti urung mengandung, ia masih saja sempat tersenyum, dan berharap-harap kapankah sang buah hati itu terlahir.. resahnya ia menanti semakin menguatkannya untuk tetap mampu bertahan memberikan yang terbaik untuk jabang bayinya.
Belum lagi saat sakitnya melahirkan yang merupakan perjuangan seorang wanita diantara hidup dan mati� insya Allah pahala besar bergulir di setiap desah nafasnya.
Dan perjuangannya tak berhenti saat itu, Allah masih saja mempercayakan kepadanya untuk menjadikan individu baru itu sebagai sosok yang dirindui oleh alam semesta. Insan shaleh/ sholehah dambaan ummat, yang senantiasa berbakti kepada Rabbnya menjalani setiap tuntunan dari Rasulullah SAW.
Dan pada saat itu sosok ibulah yang terbaik dalam perannanya, ialah yang memiliki keistimewaan perjuangan meskipun tak seistimewa Siti Asiyah Dan tak setangguh Aminah. Kasih sayang Ibu merupakan puncak nurani tertringgi atas dasar 9 perasaan dan 1 akal kedudukannya begitu istimewa. Hal tersebut menampik segala kejadian yang di luar akal sehat, ibu tega membuang anaknya ? atau bahkan pemperdagangkannya? Biadab diamanakah nurani ditempatkan, mengapakah jeritan hati itu di khianati, mengiris kisi kisi jiwa ! pedih�
Kemanakah keistimewaan rahiim itu di hempaskan,hanya saja unsure Rahiim ( sayang) itu tak pernah ada yang membuangnya, masih saja tersimpan pada hati-hati manusia sekejia apapun ia, namun kisi hati yang memuatnya terlalu pekat untuk menampakan cercahan nurani itu.
Namun percayalah, ibu masih tetap sosok yang terbaik, ketika tindakan sekeji apapun terhadp anaknya ia lakukan ada keresahan yang tak mampu ia redam, ia tak mampu mengelak ia sedih, ia menyesal�
Seorang Ibu tak pernah ingat peluh resahnya ketika ia hadapi masa sulitnya melahirkan dengan nyawa sebagai taruhannya , harap cemasnya tak mampu terbayar dalam harga semahal apapun, Ibu terlalu istimewa , tak pernah terbayang dalam benaknya untuk menuntut imbalan atas segala pengorbanan, ia pun tak pernah berharap suguhan penghormatan untuk setiap perjuanggannya . Ibu hanya menginginkan anaknya mampu berjuang menghadapi getirnya hidup, ia hanya ingin anak-anaknya tersenyum bahagia, tak peduli dengan desahnya yang kian hilang ibu selalu begitu�
Dalam do'anya Berkah Allah senantiasa mengalir, namun ia tak pernah harapkan bayaran atasnya, sujudnya di atas sajadah yang kian basah oleh derai tangisnya adalah sebuah tanda ia tak pernah berhenti uraikan rasa harap kepada Rabbnya untuk keselamatan anak-anaknya di dunia dan Akhirat.
Dan ia hanya sedikit menghiba � semoga anak-anakku dapat menjadi investasi kehidupanku di akhirat��
Itu lah Ibu, Rasulullah menempatkannya paling utama hingga ia menyebutnya sebanyak tiga tali sebagai tanda penekanan begitu mulianya sosok wanita perkasa itu, setelah itu baru ayah� maka apa lagi yang menghambat kita untuk senantiasa berbakti kepada nya, kepada keduanya, tak perlu resah akan keberadaannya yang tak lagi di dunia karena kesempatan untuk itu masih terbuka lebar dengan upaya kita mendo'akan kebaikannya di akhirat. 

Oh�Bunda ada dan tiada dirimu kan selalu ada di dalam hati ku�.

Sekali lagi ia lah sosok yang istimewa, ia lah yang tebaik yang pernah setiap orang miliki , The best I ever Had�.

Selasa, 07 Desember 2010

...:: Alangkah Bahagianya Hati ::..

SEBAGAI lelaki normal, aku sangat mengaguminya. Selain berparas ayu, dia hampir memiliki segala kelebihan yang memang sangat patut dikagumi, terutama oleh para lelaki yang mendambakan kenikmatan cinta yang sejati.
Kalau bicara, tutur katanya halus, lembut, dan indah. Dia hampir tak pernah sekali pun merajuk sebagaimana umumnya gadis-gadis sebayanya. Dia juga tak pernah bermanja-manja kepada siapa saja. Dia pun tak pernah mengumbar emosinya sehingga uring-uringan, marah, memaki, mengumpat, menghina, mencela, dan sebagainya sama sekali tak pernah dia lakukan. Dia memang nyaris sempurna sebagai seorang manusia,
sebagai seorang gadis, sebagai seorang anak, sebagai seorang sahabat, dan sebagainya. Masya Allah!!!
“Aku sangat mengagumimu dan mencintaimu. Lahir dan batin. Jasmani dan rohani. Hidup dan mati. Dalam suka maupun duka,” kataku berterus terang, dalam suatu kesempatan tatap muka dengannya.
dengan lirih dia ungkapkan bahwa dia sayang dan cinta kepadaku....alngkah Bahagia dan besar Ni'mat allah seketika dia mengungkapkannya langsung sekian lama ku tidak dapat bertatap muka secara langsung dengan-nya lama dulu awal bertemu mendapat tawa dan candanya pun itu hanya kurang dari 10 menit dirumah yang sederhana dengan nuansa acara silaturahim pondok semua santri pondok, PONDOK tercinta Darul'Ulum.

Ni'mat Allah dapat berada didekatnya dan mengungkapkan semuanya....Thankz to Allah AzzaWajalla.

Kamis, 02 Desember 2010

~::.. Tentang Sahabat ..::~


Aku bangga dapati dirimu seadanya..
kupikir, pantaslah dirimu kutemani
aku bahagia, sungguh ingin terurai kata...
KAULAH SAHABATKU....
bila hari-harimu berselimutkan duka
kudoakan Damai bagimu
bila hari-harimu tertimpa bahaya
kudoakan KESELAMATAN bagimu

bila hari-harimu berlarut ceria
kudoakan KEBAHAGIAAN bersamamu

selama matahari masih terbit dan tenggelam
selama bulan dan bintang dilangit masih bercahaya
selama panas dan hujan masih silih berganti
AKULAH SAHABATMU

bersama kita merangkai KATA
bersama kita menyusun CERITA
bersama kita satukan ASA
berjalan terus bersama CINTA

bila mungkin adanya, kita kan bersama
selalu dan selamanya
dalam doa dan pinta......
BAHAGIA....
Akhirnya..................

Maafkan diri ini jikalau terdapat banyak sekali
kealfaan juga kekurangan
disengaja ataupun tidak disengaja,
terasa maupun tidak terasa,
Semoga Persahabatan ini dapat berkekalan
untuk selama-lamanya hingga
nyawa berpisah dari Raga ini....

Kamis, 25 November 2010

GANGGUAN TERHADAP KEIMANAN DAN CARA-CARA MENOLAKNYA

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله : "يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا؟ من خلق كذا؟ حتى يقول: من خلق الله؟ فإذا بلغه فليستعذ بالله، وَلْيَنْتَهِ". وفي لفظ "فليقل: آمنت بالله ورسله" متفق عليه.
Daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: Syaitan mendatangi salah seorang daripada kamu lalu membisikkan: siapakah yang menciptakan ini, siapakah yang menciptakan itu? Sehingga dia membisikkan lagi: siapakah yang menciptakan Allah? Rasulullah s.a.w. bersabda: Apabila sampai pada tahap ini, hendaklah dia berlindung dengan Allah dan hendaklah dia memberhentikannya. (Hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat yang lain: hendaklah dia berkata: Aku beriman dengan Allah dan Rasul-Nya.
Hadis ini menjelaskan syaitan mengganggu manusia dengan kebatilan, sama ada was-was ke dalam hatinya atau melalui syaitan dari jenis manusia. Syaitan sentiasa menyerang manusia yang tidak mempunyai mata hati tentang soalan sebegini. Inilah tugas utama syaitan yang tidak disedari oleh kebanyakan orang. Begitu juga golongan sesat yang merupakan syaitan dari kalangan manusia mencampakkan keraguan dan kebatilan kepada orang-orang tidak teguh keimanannya.
Seorang mukmin mestilah menghentikan was-was tersebut dari terus mengganggunya kerana segala yang ada akan berakhir. Hanya Allah yang kekal abadi, Dialah yang pertama, tidak sesuatu yang mendahului-Nya dan Dialah yang terakhir yang tidak sesuatu selepas-Nya. Dialah yang mengadakan sekalian makhluk, waktu dan tempat. Oleh itu, menjadi kewajipan mukmin untuk menghentikan soalan-soalan meragukan yang akan membawa kepada menafikan kekuasaan Allah s.w.t.
Gangguan dalam bentuk was-was ini tidak lain hanya untuk mengurangkan dan melemahkan iman seseorang yang akhirnya tewas dan tersungkur dalam lembah keraguan dan kesyirikan. Malah was-was seperti ini mestilah dilawan dengan keyakinan bahawa Dialah Allah yang Maha berkuasa yang mempunyai kekuasaan mutlak. Keimanan kepada Allah dan RasulNya mestilah diteguhkan dengan cara membenarkan apa sahaja yang dikhabarkan oleh al-Qur’an dan hadis-hadis sahih Rasulullah s.a.w.
Baginda diperintahkan supaya sentiasa berlindung dengan Allah s.w.t. dari gangguan syaitan. Allah s.w.t. berfirman:
وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ . وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ
Dan katakanlah: Wahai Tuhanku, aku berlindung kepadaMu dari hasutan Syaitan-syaitan. Dan aku berlindung kepadaMu, wahai Tuhanku, supaya Syaitan-syaitan itu tidak menghampiriku. (al-Mukminun: 97-98)
Dalam hal, selain dari meminta perlindungan dari syaitan, seorang muslim mesti menggunakan sebaik-baiknya akal fikiran yang dikurniakan oleh Allah s.w.t. untuk merenung dan memikirkan kejadian Allah s.w.t. Kewujudan Allah s.w.t. tidak dapat dijangkau oleh akal kita yang lemah ini. Sebaliknya fikiran kita hendaklah dipusatkan kepada tanda-tanda kebesaran Allah s.w.t. yang terbentang luas di hadapan kita; malah pada diri kita sendiri terdapat bukti keagungan Allah s.w.t. Renunglah ayat-ayat al-Qur’an, semuanya menyuruh kita berfikir bukan meragui. Keyakinan tidak akan dibina dengan syak wasangka, waham dan pemikiran yang singkat. Keimanan dituntut agar diperbaharui, bukan diruntuhkan. Allah s.w.t. berfirman:
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di merata-rata tempat (dalam alam yang terbentang luas ini) dan pada diri mereka sendiri, sehingga ternyata jelas kepada mereka bahawa Al-Quran adalah benar. Belumkah ternyata kepada mereka kebenaran itu dan belumkah cukup (bagi mereka) bahawa Tuhanmu mengetahui dan menyaksikan tiap-tiap sesuatu? (Fussilat: 53)
وَفِي الْأَرْضِ آَيَاتٌ لِلْمُوقِنِين . وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ
Dan pada bumi ada tanda-tanda (yang membuktikan keesaan dan kekuasaan Allah) bagi orang-orang (yang mahu mencapai pengetahuan) yang yakin, Dan juga pada diri kamu sendiri. Maka mengapa kamu tidak mahu melihat serta memikirkan (dalil-dalil dan bukti itu)? (al-Zariyat:20-21)

Rasulullah s.a.w. yang merupakan doktor yang mengubat jiwa manusia dan iman mereka telah menggariskan beberapa jalan untuk menghindari dari gangguan syaitan-syaitan ini. Pertama, berhenti dari melayani gangguan ini. Kedua meminta perlindungan dari Allah. Ketiga, meneguhkan diri dengan menyatakan keimanan terhadap Allah.
Ketiga-tiga perkara ini merupakan benteng yang menangkis dari sebarang bentuk kesangsian terhadap keimanan dan segala kesesatan. Oleh itu ia mesti diberi perhatian dan penekanan yang penting. Kesimpulannya, hadis ini termasuk di bawah prinsip meneguhkan dan memperkasakan keimanan.

Rabu, 24 November 2010

Ibu anakmu disini slalu merindukanmu...


Ibu, anakmu disini,....
Mencoba meraih segenggam harapan,
Yang selalu engkau hembuskan,
Dari hari ke hari.
Ibu, anakmu disini,
Jauh dari sisimu, mencoba menatap mentari,
Dan menempuh malam-malam panjang yang sunyi,
Sambil menunggu, apakah mentari besok ‘kan kembali,
Dan selaksa pagi seolah-olah bergema dan menari-nari,
Di hadapan diri ini.
Ibu,
Aku selalu rindu sinar matamu yang teduh,
Saat cahaya hidupmu masih terang benderang,
Bersinar-sinar terangi hidupku, Ibu,
Aku selalu ingat saat kau berpeluh,
Bergerak dengan sigap laksana perwira perang,
Mengurus kami yang seolah tak bosan untuk minta perhatianmu.
Ibu, kini cahaya hidupmu mulai memudar,
Seiring usia dan zaman yang akan terus berputar,
Dan Sang Waktu yang tersenyum sinis, kaku dan bisu.
Andai mampu,
Aku ‘kan membeli seisi dunia, Ibu,
Dan menukarnya dengan cahaya hidup,
yang akan kuberikan padamu.
Ibu, anakmu disini,
Mencoba mencari cahaya hidup,
Yang selalu kau berikan padaku.
Untuk Ibunda Tercinta

Senin, 22 November 2010

Ya…Nabiyallah... Ya…Rasulallah... Ya…Habiballah... Shalawat dan salam untukmu...

Rasulullah saw adalah manusia paling lembut hatinya, tetapi juga yang paling berani. Beliau adalah orang yang paling pandai mengendalikan diri, tidak pernah menyentuh tangan seorang wanita yang dia tidak memiliki hak, atau yang bukan mahramnya. Beliau adalah manusia yang paling dermawan, sehingga tidak pernah meninggalkan koin emas atau perak bermalam di rumahnya. Jika ada yang tesisa sampai di akhir hari dan beliau tidak menemukan seseorang untuk diberi sampai malam tiba, beliau akan pergi keluar, dan tidak pulang ke rumah sampai beliau telah memberikannya kepada orang yang membutuhkan.

Dari apa yang Allah swt anugerahkan kepada beliau, beliau hanya akan mengambil makanan yang paling sederhana dan biasa saja. Beliau tidak pernah menolak memberi hadiah yang orang minta kepadanya. Beliau terbiasa memperbaiki sandalnya sendiri dan menambal pakaiannya sendiri, serta melayani keluarganya, dan membantu mereka untuk memotong daging. Beliau adalah laki-laki yang pemalu, sehingga pandangannya tidak akan pernah tinggal lama di hadapan orang lain. Beliau senantiasa menerima undangan dari seorang biasa atau seorang budak, dan mau menerima hadiah meskipun itu tidak lebih dari seteguk susu atau paha kelinci dan menawarkan sesuatu sebagai balasannya.

Beliu tidak pernah mengkonsumsi apapun yang diberikan dalam bentuk sadaqah. Beliau tidak terlalu bangga untuk membantu seorang budak wanita atau orang miskin. Belai akan menjadi marah karena Tuhan, bukan untuk dirinya sendiri, beliau akan menegakkan kebenaran dan keadilan meskipun jika hal tersebut menyebabkan ketidaknyamanan pada dirinya sendiri atau teman-temannya.

kutipan oleh Imam Al-Ghazali...

Ya…Nabiyallah... Ya…Rasulallah... Ya…Habiballah... Shalawat dan salam untukmu... semoga kami dapat bertemu denganmu...

Sabtu, 20 November 2010

Nasihat Rosululloh...

Rasulullah SAW bersabda kepada menantunya, Ali r.a. , " Wahai ‘Ali, setiap sesuatu pasti ada penyakitnya.

Penyakit bicara adalah bohong,
penyakit ilmu adalah lupa,
penyakit ibadah adalah riya’,
penyakit akhlaq mulia adalah kagum kepada diri sendiri,
penyakit berani adalah menyerang,
penyakit dermawan adalah mengungkap pemberian,
penyakit tampan adalah sombong,
penyakit bangsawan adalah membanggakan diri,
penyakit malu adalah lemah,
penyakit mulia adalah menyombongkan diri,
penyakit kaya adalah kikir,
penyakit agama adalah nafsu yang diperturutkan…."


Ketika
berwasiat kepada ‘Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah SAW bersabda,
"Wahai ‘Ali, orang yang riya’ itu punya tiga ciri, yaitu : rajin
beribadah ketika dilihat orang, malas ketika sendirian dan ingin
mendapat pujian dalam segala perkara. "

Wahai
‘Ali, jika engkau dipuji orang, maka berdo’alah, " Ya Allah, jadikanlah
diriku lebih baik daripada yang dikatakannya, ampunilah dosa-dosaku
yang tersembunyi darinya, dan janganlah kata-katanya mengakibatkan
siksaan bagiku…"
Ketika ditanya
bagaimana cara mengobati hati yang sedang resah dan gundah gulana, Ibnu
Mas’ud r.a berkata, " Dengarkanlah bacaan Al-Qur’an atau datanglah ke
majelis-majelis dzikir atau pergilah ke tempat yang sunyi untuk
berkhalwat dengan Allah SWT Jika belum terobati juga, maka mintalah
kepada Allah SWT hati yang lain, karena sesungguhnya hati yang kamu
pakai bukan lagi hatimu…"

Selasa, 26 Oktober 2010

Ada sebuah permata.....


Ada sebuah permata di hati orang ber Iman
Yang saat ia merasakan kelezatannya
Segalanya terasa begitu indah.
Permata itu adalah " Iman ".
Saat Iman meraja, tak ada lagi duka dan derita.
Ini bukan karena tak ada luka perih dan kepedihan
Memang Luka dan duka itu ada
Namun luka tiada lagi terasakan
karena terselimuti kesadaran
Akan kenikmatan yang akan diperoleh kelak
Sebagai hadiah yang tak tak ternilai dari sang Maha Pencipta

Jumat, 22 Oktober 2010

Video Samar Live

 VIDEO JALSA



























Samar di rumah ana, Tegal.
Jl.Projosumarto II Rt : 04/01 Ds.Langgen-Kec.Talang-Kab.Tegal


















Fahad bin madhi - Pekalongan
















Abdullah Ta'lab

 

 

 

 

Selasa, 19 Oktober 2010

Bila tak sanggup meminangnya, cukup cintai ia dalam diam

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang,
cukup cintai ia dalam diam ..

karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya ..
kau ingin memuliakan dia,
dengan tidak mengajakanya menjalin hubungan yang terlarang (pacaran),
kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya.

karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu ..
menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..

karena diammu bukti kesetiaanmu padanya ..
karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu ..

ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ??
yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ..
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ..

.............

karena dalam diammu tersimpan kekuatan ..
kekuatan harapan ..
hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata ..
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yanng berharap padanya ??

dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata,
biarkan ia tetap diam ..

jika dia memang bukan milikmu,
toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ..

biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu
menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ..

Senin, 18 Oktober 2010

"Bila Lamaran Ditolak Calon Mertua......"

Mereka, lelaki dan perempuan yang begitu berkomitmen dengan agamanya.

Melalui ta'aruf yang singkat dan hikmat, mereka memutuskan untuk

melanjutkannya menuju khitbah.



Sang lelaki, sendiri, harus maju menghadapi lelaki lain: ayah sang perempuan.

Dan ini, tantangan yang sesungguhnya. Ia telah melewati deru

pertempuran semasa aktivitasnya di kampus, tetapi pertempuran yang

sekarang amatlah berbeda.



Sang perempuan, tentu saja siap membantunya. Memuluskan langkah mereka

menggenapkan agamanya.



Maka, di suatu pagi, di sebuah rumah, di sebuah ruang tamu, seorang

lelaki muda menghadapi seorang lelaki setengah baya, untuk 'merebut'

sang perempuan muda, dari sisinya.



"Oh, jadi engkau yang akan melamar itu?" tanya sang setengah baya.

"Iya, Pak," jawab sang muda.



"Engkau telah mengenalnya dalam-dalam? " tanya sang setengah baya

sambil menunjuk si perempuan.



"Ya Pak, sangat mengenalnya, " jawab sang muda, mencoba meyakinkan.

"Lamaranmu kutolak. Berarti engkau telah memacarinya sebelumnya? Tidak

bisa. Aku tidak bisa mengijinkan pernikahan yang diawali dengan model

seperti itu!" balas sang setengah baya.



Si pemuda tergagap, "Enggak kok pak, sebenarnya saya hanya kenal

sekedarnya saja, ketemu saja baru sebulan lalu."



"Lamaranmu kutolak. Itu serasa 'membeli kucing dalam karung' kan, aku

takmau kau akan gampang menceraikannya karena kau tak mengenalnya.

Jangan-jangan kau nggak tahu aku ini siapa?" balas sang setengah baya,

keras.



Ini situasi yang sulit. Sang perempuan muda mencoba membantu sang

lelaki muda. Bisiknya, "Ayah, dia dulu aktivis lho."



"Kamu dulu aktivis ya?" tanya sang setengah baya.

"Ya Pak, saya dulu sering memimpin aksi demonstrasi anti Orba di

Kampus," jawab sang muda, percaya diri.

"Lamaranmu kutolak.



Nanti kalau kamu lagi kecewa dan marah sama

istrimu, kamu bakal mengerahkan rombongan teman-temanmu untuk mendemo

rumahku ini kan?"



"Anu Pak, nggak kok. Wong dulu demonya juga cuma kecil-kecilan. Banyak

yang nggak datang kalau saya suruh berangkat."

"Lamaranmu kutolak. Lha wong kamu ngatur temanmu saja nggak bisa, kok

mau ngatur keluargamu?"



Sang perempuan membisik lagi, membantu, "Ayah, dia pinter lho."

"Kamu lulusan mana?"

"Saya lulusan Teknik Elektro UGM Pak. UGM itu salah satu kampus

terbaik di Indonesia lho Pak."



"Lamaranmu kutolak. Kamu sedang menghina saya yang cuma lulusan STM

ini tho? Menganggap saya bodoh kan?"



"Enggak kok Pak. Wong saya juga nggak pinter-pinter amat Pak. Lulusnya

saja tujuh tahun, IPnya juga cuma dua koma Pak."

"Lha lamaranmu ya kutolak. Kamu saja bego gitu gimana bisa mendidik

anak-anakmu kelak?"



Bisikan itu datang lagi, "Ayah dia sudah bekerja lho."

"Jadi kamu sudah bekerja?"

"Iya Pak. Saya bekerja sebagai marketing. Keliling Jawa dan Sumatera

jualan produk saya Pak."



"Lamaranmu kutolak. Kalau kamu keliling dan jalan-jalan begitu, kamu

nggak bakal sempat memperhatikan keluargamu."

"Anu kok Pak. Kelilingnya jarang-jarang. Wong produknya saja nggak

terlalu laku."

"Lamaranmu tetap kutolak. Lha kamu mau kasih makan apa keluargamu,

kalau kerja saja nggak becus begitu?"



Bisikan kembali, "Ayah, yang penting kan ia bisa membayar maharnya."

"Rencananya maharmu apa?"

"Seperangkat alat shalat Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kami sudah punya banyak. Maaf."

"Tapi saya siapkan juga emas satu kilogram dan uang limapuluh juta Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kau pikir aku itu matre, dan menukar anakku dengan

uang dan emas begitu? Maaf anak muda, itu bukan caraku."



Bisikan, "Dia jago IT lho Pak"

"Kamu bisa apa itu, internet?"

"Oh iya Pak. Saya rutin pakai internet, hampir setiap hari lho Pak

saya nge-net."

"Lamaranmu kutolak. Nanti kamu cuma nge-net thok. Menghabiskan

anggaran untuk internet dan nggak ngurus anak istrimu di dunia nyata."

"Tapi saya ngenet cuma ngecek imel saja kok Pak."

"Lamaranmu kutolak. Jadi kamu nggak ngerti Facebook, Blog, Twitter,

Youtube? Aku nggak mau punya mantu gaptek gitu."



Bisikan, "Tapi Ayah..."

"Kamu kesini tadi naik apa?"

"Mobil Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kamu mau pamer tho kalau kamu kaya. Itu namanya

Riya'. Nanti hidupmu juga bakal boros. Harga BBM kan makin naik."

"Anu saya cuma mbonceng mobilnya teman kok Pak. Saya nggak bisa nyetir"

"Lamaranmu kutolak. Lha nanti kamu minta diboncengin istrimu juga? Ini

namanya payah. Memangnya anakku supir?"



Bisikan, "Ayahh.."

"Kamu merasa ganteng ya?"

"Nggak Pak. Biasa saja kok"

"Lamaranmu kutolak. Mbok kamu ngaca dulu sebelum melamar anakku yang

cantik ini."

"Tapi pak, di kampung, sebenarnya banyak pula yang naksir kok Pak."

"Lamaranmu kutolak. Kamu berpotensi playboy. Nanti kamu bakal selingkuh!"



Sang perempuan kini berkaca-kaca, "Ayah, tak bisakah engkau tanyakan

soal agamanya, selain tentang harta dan fisiknya?"

Sang setengah baya menatap wajah sang anak, dan berganti menatap sang

muda yang sudah menyerah pasrah.

"Nak, apa adakah yang engkau hapal dari Al Qur'an dan Hadits?"

Si pemuda telah putus asa, tak lagi merasa punya sesuatu yang berharga.

Pun pada pokok soal ini ia menyerah, jawabnya, "Pak, dari tiga puluh

juz saya cuma hapal juz ke tiga puluh, itupun yang pendek-pendek saja.

Hadits-pun cuma dari Arba'in yang terpendek pula."

Sang setengah baya tersenyum, "Lamaranmu kuterima anak muda. Itu

cukup. Kau lebih hebat dariku. Agar kau tahu saja, membacanya saja

pun, aku masih tertatih."

Mata sang muda ikut berkaca-kaca.

Jumat, 17 September 2010

Sebuah Harapan Untukku...

Saat ini aku sedang berusaha mengumpulkan kembali serpihan-serpihan diri ini yang telah lama berserakan, berusaha membangun kembali rasa percaya diri yang telah lama runtuh oleh badai kemaksiatan yang selama ini aku perbuat, diriku kini mencoba untuk merajut kembali benang-benang kehidupan yang sudah lama merapuh agar dapat terlihat indah dan membuat diriku menjadi berarti kembali dalam menjalani kehidupan ini…Yaa Robb diri ini sangatlah lemah maka berikanlah kepadaku kekuatan, diri ini sangatlah hina maka berikanlah kepadaku kemuliaan dari-Mu, diri ini sangatlah fakir maka berikanlah kepadaku kekayaan Oleh-Mu, diri ini sangatlah bodoh maka ajarkanlah kepadaku ilmu-ilmu yang tiada batasnya agar hamba dapat mengenal-Mu lebih dekat Wahai Dzat yang maha Agung. “Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah” Tiada daya dan upaya bagi kami kecuali dengan pertolongan Alloh…”Ilaahi Anta Maqsudii Waridhooka Mathlubii” Wahai Tuhanku engkaulah tujuan kami dan hanya Ridlo-Mu lah yang kami harapkan. Amiin Yaa Robbal ‘Aalamiin.

Kamis, 09 September 2010

Seperti Rasul-Mu, Jadikanlah Rendah Hatiku

Setiap pohon yang tidak berbuah, seperti pohon pinus dan pohon cemara, tumbuh tinggi dan lurus, mengangkat kepalanya ke atas, dan semua cabangnya mengarah ke atas. Sedangkan semua pohonnya yang berbuah menundukkan
kepala mereka, dan cabang-cabang mereka mengembang ke samping.

Rasulullah adalah orang yang paling rendah hati, meskipun dia memiliki segala kebajikan dan keutamaan orang-orang dahulu kala dan orang-orang sekarang, dia seperti sebuah pohon yang berbuah. Menurut sebuah riwayat, beliau bersabda: “Aku diperintahkan untuk menunjukkan perhatian kepada semua manusia, untuk bersikap baik hati kepada mereka. Tidak ada Nabi yang sedemikian diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh manusia selain aku.
Kita tahu bahwa beliau dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak. Beliau di hina, dan di siksa dengan keji. Namun beliau tetap saja berdoa, “Wahai Allah, Tuhan kami, bimbinglah umatku ke jalan yang lurus, sebab mereka tidak mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Ketika Makkah berhasil ditaklukkan, beliau berkata kepada orang-orang yang pernah menyiksanya: “Bagaimanakah menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu?
Mereka menangis dan berkata: “Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang mulia.Nabi SAW bersabda:“Pergilah kalian! Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni kalian(HR. Thabari, Baihaqi, Ibnu Hibban, dan Syafi).

Abu Sufyan bin Harits, sepupu beliau, lari dengan membawa semua anak-anaknya karena pernah menyakiti Rasul SAW, maka Ali bin Abi Thalib ra bertanya kepadanya: “Hai Abu Sufyan, hendak pergi kemanakah kamu?Ia menjawab: “Aku akan keluar ke padang sahara. Biarlah aku dan anak-anakku mati karena lapar, haus, dan tidak berpakaian.� Ali Bertanya: “Mengapa kamu lakukan itu?� Ia menjawab: “Jika Muhammad menangkapku, niscaya dia akan mencincangku dengan pedang menjadi potongan-potongan kecil.Ali berkata: “Kembalilah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya dengan mengakui kenabiannya dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang pernah dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf: ".Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).(Yusuf: 91).

Abu Sufyan pun kembali kepada Nabi SAW dan berdiri di dekat kepalanya, lalu mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata: “Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa).(Yusuf: 91).

Rasulullah SAW pun menengadahkan pandangannya, sedang air matanya membasahi pipinya yang indah hingga membasahi jenggotnya.

Rasulullah menjawab dengan menyitir firman-Nya: Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.(Yusuf: 92).

Wahai sahabatku¦
Di dalam diri Rasulullah terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah ibarat Al Quran yang berjalan. Setiap kata-kata yang keluar begitu menawan hati, melembutkan perasaan dan mengobarkan semangat juang. Segala tingkah lakunya mencerminkan kebaikan; pemaaf, santun, lemah lembut, banyak diam, banyak berpikir dan merenung, halus dalam bertutur kata, dan tegas dalam memegang prinsip kebenaran. “Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(Al Qalam: 4).

Ya Allah Ya Tuhanku¦.
Aku tertunduk di atas kursi ini, dengan perasaan penuh tak tentu; memohon, mengharap dengan rasa cemas, rindu yang sebenar-benarnya rindu, cinta yang sebenar-benarnya cinta, petunjuk yang sebenar-benarnya petunjuk. Jadikanlah aku hamba yang lemah lembut dalam bertutur kata, santun dalam berpesan, mengiringi ilmu dengan amal, tidak dengki dengan kebahagiaan manusia, dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kemunafikan.

Wahai Allah Tuhanku¦
Aku dipekaranganMu, ditanahMu, di rumah yang engkau bina dengan nikmatMu.Seperti Rasul-Mu, jadikanlah aku hamba yang rendah hati.

Kamis, 26 Agustus 2010

dalam heningnya seorang sahabat...



Untuk yang terbaik Sahabat-sahabatku dimanapun berteduh

Rasa rindu selalu datang
Kadang tiba-tiba
Kadang tak terduga
Seolah bak lumpur lapindo yang datang

Namun apapun adanya kuberharap
Kau selalu hadirkan senyum dan harapan dalam hidupmu
Menjadi lebih baik dalam menuai kehidupan membangun keluarga
Menjadi lebih berguna bagi orang-orang disekitarmu
Karena apalah arti bahagia bila hanya kau seorang diri yang mampu menikmatinya

Akhirnya
Diantara kerikil kehidupan
Dilubuk hatiku yang paling dalam
Disela-sela kesibukan dan pautan jarak
Bahkan himpitan waktu,derasnya peluh
Maka kata demi kata ku rangkai menjadi kalimat yang hangat
Untuk coba sejenak menyapamu

Sahabatku
Tak pernah temu bukan berarti melupakan
Suatu saat kau pun akan merasa
Bahwa sahabat adalah harta yg membahagiakan disaat kau mampu nikmati hidup bersamanya

Ingatlah!
Rasa sepipun bisa sirna karena seorang sahabat
Hari-hari menjadi sangat menyenangkan juga karena sahabat
Segala curhat,senda gurau,ejekan kadang terasa rindu tuk dikenang
Bahkan rasa cintapun bisa datang dan pergi
Rela tak harus terpaut dalam satu ikatan

Sejujurnya
Bila kau masih merasa mencintai sahabat-sahabatmu
Ingin membagi doa,ide,cerita,kenangan,pengalaman maupun empati
Atau sekedar memberikan simpul senyum bagi sahabatmu yang lain
Maka tuangkan karyamu seperti dalam blog ini

Karyamu
Karyaku
Karyakita
KaryaNya

Sabtu, 26 Juni 2010

Sebuah Renungan dan penyesalan



Yaa Robb…betapa hinanya hambaMu ini..yang telah melakukan berbagai macam dosa-dosa atas Engkau…malu rasanya diri ini memohon belas kasihMu tapi aku tak tau harus bersandar kepada siapa…harus kepada siapa lagi Hamba memohon pertolongan , karena tidak ada satupun didunia ini yang dapat menolong hamabaMu yag hina ini selain Engkau Yaa Kariim, di pagi yg cerah ini mentari menyambutnya dengan senyuman yang begitu indah… sambil kuterdiam..duduk sejenak menerawang mengingat2 apa saja yang selama ini dan dimasa lampau yg pernah aku lakukan…??!!! Hati ini gerimis, teriris mengingat betapa banyak dosa yg aku lakukan dimasa-masa yg telah aku lewati itu…terlalu jijik untuk diingat..betapa banyak kedzoliman yg pernah aku lakukan..sudah berapa banyak orang yang pernah terluka hatinya gara-gara perbuatanku itu… Yaa Goffaar…Yaa Rahmaan..Yaa Rohiim….HambaMu yang hina ini memohon ampun atas segala dosa yang pernah hamba lakukan selama ini yang disebabkan oleh kebodohanku yang berbuat sesuatu tanpa mengingat akan peringatanmu, yang berbuat sesuatu tanpa memandang kepedulian terhadap orang lain, yang berbuat sesuatu dengan melupakan apa yang telah engkau haramkan kepadaku padahal aku tau…perbuatan itu salah..!! tapi karena kebodohanku saja aku tetap melakukannya…Jangan Engkau murka kepadaku Yaa Robb…tanpa ampunan dari-Mu Hamba yang lemah ini akan merugi di dunia maupun diakhirat kelak…Hamba mengharap, hamba memohon, hamba memelas belas kasihmu. Hamba tau dosa ini memang besar tapi setelah aku padukan dengan keagungan-Mu Ampunan-Mu lebih besar Yaa Robb..Ampuni dosa-dosaku dimasa lampau hingga saat ini hamba bernafas yaa Robb, baik dosa besar maupun dosa kecil, dosa yang disengaja ataupun yg tidak sengaja hamba perbuat, yang terasa ataupun yang tidak terasa hamba perbuat.Amiin
Aku pantas untuk mendapatkan balasan atas apa yg telah aku perbuat itu, tapi aku tidak akan pernah kuat menerima murkaMu terhadapku yaa Robb…berikan aku kekuatan…dan keikhlasan dalam menjalani ujian ini dariMu yaa robb, tanpa pertolonganMu hamba tidak mungkin bisa melewati ujian itu, wahai yang maha Dzat atas segala sesuatu…karuniakanlah kemampuan kepadaku yang lemah ini untuk bisa menjadi manusia yang bermmanfaat bagi manusia yang lainnya..berikan kepada hamba kesempatan untuk berkumpul bersama orang-orang yang sholeh diyurgaMu yang sangat Indah itu Yaa Robb…Tanamkanlah rasa takut di hati hamaba terhadap siksaMu, terangilah hati ini dengan cahayaMu, lunakkanlah hati ini dengan curahan kasih sayangMu…ku bersimpuh dihadapanMu hanya untuk memohon Ampunan dariMu Yaa Kariim. Hamba memang tidak layak untuk SyurgaMu tapi aku juga tidak akan kuat derada di NerakaMu….berikanlah hamba kekuatan dan keistiqomahan dalam menggapai ridloMu yaa Robb..tanpa bimbingan dan RidloMu hidupku ini akan sia-sia.” Allohumma Arinal Haqqo haqqo warzuqnattibaa’ah, Wa Arinalbaatila baatila warzuqnajtinaabah” Yaa Alloh mampukan kepada kami untuk mengatak bahwa yang benar itu adalah benar dan mampukan kepada kami untuk mengikutinya, dan mampukan untuk mengatakan bahwasannya yang salah adalah .salah dan mampukan kepada kami untuk menjauhinya.

Kamis, 21 Januari 2010

WAPALA (Wahana Pecinta Alam)



WAPALA AKATEL dibentuk pada tanggal
28 September 2004

JANJI WAPALA AKATEL

 
1)Bertaqwa kepada Tuhan YME.

2)Menjaga nama baik bangsa, almamater, wapala akatel.

3)Memelihara dan ikut menjaga lestarinya alam serta lingkungan

4)Bekerjasama toleransi dan menjaga lestarinya alam serta lingkungan.

5)Selalu bersikap dan bertindak dewasa, arif dan bijaksana.








SEKRETARIAT WAPALA AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO 
JL. DI. PANJAITAN 128 PURWOKERTO




Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/05/kursor-diikuti-jam-dan-tanggal-v2.html#ixzz1eUnkIGUV