Selasa, 23 Oktober 2012

Akad pernikahan baru saja selesai...



Akad pernikahan baru saja selesai dilangsungkan. Sang suami mengajak isterinya jalan-jalan mengelilingi rumah semari melihat pemandangan halaman rumah disaat orang lain sedang sibuk membereskan kursi dan merapikan ruangan. Kemudian ia mengajak isterinya masuk ke dalam kamar. Ia menggenggam erat tangan isterinya. Lalu ketika itu, sang isteri yang begitu anggun dengan balutan jilbab menutup hingga k

e dadanya itu dengan lembut bertanya padanya.
*"Kang.. Kira-kira nanti kita akan tinggal dimana?"
#"Di sebuah tempat yang membuatmu merasa nyaman. Tempat pulang ketika aku selesai bekerja, tempat terlelap dengan tenteram, tempat bercengkrama bersamamu dan anak-anak kita nanti..
Isterinya terdiam sejenak, lalu dengan mesra ia berbisik pada suaminya..
*Dimana pun tempat kita tinggal nanti, aku akan nyaman bila tinggal bersamamu..
Di luar masih terdengar suara kerabat tertawa dan suara perbincangan para tamu undangan yang belum pulang. Namun mereka berdua hanyut dalam cinta kasih.. Ketika mereka berpelukan, sang suami menangis.. Dia merasa rindu perasaan ini. Perasaan dicintai yang menggebu-gebu, perasaan yang menghapus kesendirian, perasaan yang begitu sempurna..
Perasaan cinta..


- di kutip dari forum sebelah semoga bermanfaat....^_^


Subhanallah...

.
Mengalah bukan berarti salah tapi memberi ruang bagi pasangan untuk berpikir bahwa kemuliaan seseorang tidak dilihat dari seberapa besar dia menang dalam setiap argumen pembenarannya namun dilihat sejauh mana ia bersabar menghadapinya.

Subhanallah...

"Pembenaran tidak akan bisa mengalahkan kebenaran"

Alasan Mencintaiku,



Alasan Mencintaiku, cukup kesetiaan dan tdk memandang apa yang ada dibelkangku.
cukup pandanglah aku dengan apa yg ada dlm diriku bukan dr background yg ada dibelakangku,
krn kelak kuberikan kasih sayangku dengan hasil keringat dan apa yg Tuhanku berikan pada diriku.
Jika kau berhasil keikhlasan cintamu akan ku jaga sebaik mungkin dan ku berikan warna dng corak keindahan atas apa yg Tuhanku telah berikan kelebihan pada ku, serta cukup kita yg mengerti kekurangan kita satu sama lain untuk bisa saling melengkapi dan menjagax hingga akhir hayat.

Wahai calon pendamping hidup yg telah tertulis di Lauflmahfudz....





 

Senin, 08 Oktober 2012

Rencana dan keyakinan...

 
Ya Rabb... 
Ampuni dosa-dosa kedua Orang tua kami... 
Ya Rabb...  
Ampuni dosa-dosa keluarga kami...
Ya Rabb...
 Ampuni dosa-dosa saudara-saudara kami...
Ya Rabb...  
Ampuni dosa-dosa teman-teman kami...
Ya Rabb...  
Ampuni dosa-dosa Guru-guru kami...
Ya Rabb...
 Ampuni dosa-dosa Ustad-ustadah kami.. 
Ya Rabb...  
Ampuni dosa-dosa Kyai-kyai kami..
Ya Rabb...
 Ampuni dosa-dosa Para pemimpin-pemimpin kami... 
Ya Rabb...  
Ampuni dosa-dosa Seluruh Bangsa ini...
Ya Rabb...  
Ampuni dosa-dosa Seluruh Umat muslim didunia ini...


Bukakanlah pintu hidayah pada hati kami..
Jadikanlah Bangsa Indonesia ini menjadi Bangsa yang penuh ampunanMu....
Bersihkan hati kami dari penyakit-penyakit hati sehingga menjadikan pembatas untuk dapat mendekat kepadaMu...
Langkahkan kami pada jalan-jalan yang Engku Ridlhoi...

 



Laki-laki yg tulus menyayangimu

Laki-laki yg tulus menyayangimu adalah dia yang menganggapmu istimewa dan selalu punya banyak cara untuk membuatmu sempurna...


Tetap dalam kondisi sehat dengan rasa syukur kepada Rabb Sang Pecipta Alam begitu besar ni'matnya sehingga masih dapat kutersenyum dengan segala apa yang kumiliki diantaranya hati yang begitu kau tuntun lembut ....

"hembus nafas do'a yang tak pernah kupalingkan dengan tengadahkan tangan kerendahan dan ketidak mampuan hamba yang penuh berlumur kesalahan dihadapanMu,seharusnya hamabaMu ini malu dengan segala yang telah hamba lakukan...Malu, dan sangat malu namun hamba yakin engkau Selalu Merindukan orang-orang yang selalu ingin kembali kepadaMu ...


Jangan palingan Cinta ini melebihi kumencintaiMu, ...
Jika kau izinkan Hambamu ini menautkan kepada hati seorang Hambamu, maka cukupkanlah satu pandang dan jangan kau ambil lagi.
ku telah berbaring lelah lunglai, kau pernah buat hambaMu ini begitu berwarna dengan menghadirkan beberapa sosok yang banyak merubah hidup hamba..
namun hati ini pun merasakan lelahnya, satu hati dua hati kau pilihkan beberapa hambaMu untuk menghampiriku...
semuanya kau ambil kembali,"

kali ini ku memahami apa yang ingin Engkau ajarkan pada HambaMu ini, mencintaiMu adalah kekuatan dari segala yang harus kuhadapi, ku mengenal orang tua'ku yang begitu menyayangiku...
ku mengenal saudara-saudaraku yang begitu dekat sehingga ku dapat mendekap rasa syukurku padaMu...
Ku mengenal teman-teman yang begitu indah untuk warna hidupku, dari Engkau semuanya kudapat...



hanya satu permintaanku jangan kau lelahkan hati ini untuk menautkan hati ini untuk mencintaiMu bersama orang yang Engkau izinkan untuk mendampingiku mengarungi hidup ini...Siapapun dia kau pilihkan kepadaku, ku akan menjaganya menyayanginya hingga akhirnya ku mendapatkan cinta sejatiku bersamamnya menggapaiMu.....di kehidupan kekalMu.





Kamis, 26 Juli 2012

Ya Allah Rahmatilah aku dengan Al-Qur'an.


Ya Allah Rahmatilah aku dengan Al-Qur'an.
jadikanlah Al-Qur'an sebagai pemimpin, 
cahaya, petunjuk dan rahmat bagiku,
Ya Allah, ingatkanlah apa yang aku lupa dari Al-Qur'an,
berikanlah aku ilmu apa yang belum aku ketahui mengenai Al-Qur'an,
anugerahkanlah kepadaku untuk membaca Al-Qur'an di tengah malam dan siang,
jadikanlah Al-Qur'an
sebagai hujjah bagiku wahai Tuhan sekalian alam.




Karena kamu tidak pernah tahu .....


Karena kamu tidak pernah tahu bagaimana menemani masa" sulitnya.
Kamu tidak tahu bagaimana rasa sakit dia ktka hub itu jauh dng ridlho org tua...
kamu tdk tahu bgmna perasaan hati ibux disaat kehidupan malam" perbaringan tidak keberdayaanya.
dan kamu tidak tahu bagaimana dan sberapa takut se'org mendapatkan teguran dan amanat dr almarhum disaat perbaringan tidak keberdayaanya...





Senin, 16 Juli 2012

Malam panjang & Special bagi sebagian orang

Bertemu lagi dimalam yang menjadi malam panjang & special bagi sebagian orang ,Entah dari sudut pandang mana,,?yang saya tahu 1 hari 24 jam.

'Galau terasa jika tiada,,
'Terbayang menyiksa tiada ujungnya,,
ya'..mungkin itu sebagian yang dirasa para remaja kala terbuai jeratan cinta.

Memikirkan yang belum halalnya tak tersadar air mata pun terurai wujud betapa besar rasa cintanya.
Sedang kita tak tahu apakah dia juga merasakan & memikirkan seperti yang kita rasa.

Sungguh cinta tak kasat mata namun terasa..
Hadirnya mampu menundukan sang Raja menjadi hina..
Pengorbanannya terkadang mampu mematahkan kehormatannya. .

Cinta pun anugrah dari Nya,hak setiap manusia tuk merasa,namun jangan sampai kita diperbudak olehnya.
Berjalanlah menggunakan logika,seperti islam mengajarkannya. .
"Ambilah keputusan berdasarkan . .
*kehendak yaitu kita berbuat memikirkan apa akibatnya,bukan berdasarkan . .
*Nafsu yaitu berbuat tanpa memikirkan resikonya."

Barakallahu fikum . .

Minggu, 17 Juni 2012

Kumpulan Ceramah KH Yusuf Mansur Mp3




Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Website Kami

Website ini berisi Kumpulan Ceramah KH Yusuf Mansur Mp3 terlengkap, Website ini merupakan sebuah Website sederhana tempat dimana anda dapat men-download Kumpulan-Kumpulan Ceramah KH Yusuf Mansur gratis sepuasnya tanpa perlu mendaftar dan tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Besar harapan kami agar website tempat sharing & download ebook gratis ini dapat bermanfaat bagi anda.

Salam hangat pengelola


Iwa Kartiwa & Tim

Cara Mendownload
1. Klik Judul Ceramah KH Yusuf Mansur
yang diinginkan di bawah Website ini
2. Ikuti terus langkah selanjutnya
3. Insya Allah, Semoga bermanfaat


Inilah Link Kumpulan Ceramah KH Yusuf Mansur
Silakan Mendownload Sepuasnya Semoga Bermanfaat
Ust. Yusuf Mansur 1
http://www.ziddu.com/download/9475309/yusufmansur1.mp3.html

Ust. Yusuf Mansur2
http://www.ziddu.com/download/9475307/yusufmansur2.mp3.html

Ust. Yusuf Mansur 3
http://www.ziddu.com/download/9475310/yusufmansur3.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 4.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475426/yusufmansur4.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 5.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475423/yusufmansur5.mp3.html

Ust Yusuf Mansur
6.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475431/yusufmansur6.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 7.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475429/yusufmansur7.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 8.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475430/yusufmansur8.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 9.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475427/yusufmansur9.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 10.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475428/yusufmansur10.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 11.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475422/yusufmansur11.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 12.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475425/yusufmansur12.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 13.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475424/yusufmansur13.mp3.html

Ust Yusuf Mansur 20.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475522/yusufmansur20.mp3.html

Ust. Yusuf Mansur -Fadhillah Surah Yaasin.mp3
http://www.ziddu.com/download/9475304/YusufMansur-FadhillahSurahYaasin.mp3.html

090616Ust.YusufMansyurSedekahdanmembebaskanhutang.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535461/090616Ust.YusufMansyurSedekahdanmembebask
anhutang.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-NikmatnyasedekahtemaSedekahanaksalehTPIRec071509.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535460/NikmatnyasedekahtemaSedekahanaksalehTPIRe
c071509.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-SedekahdanhajadTPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535459/20090624Ust.YusufMansyurSedekahdanhajadTP
IRec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-NikmatnyaSedekahTemaSedekahanaksalehTPIRec070809.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535458/NikmatnyaSedekahTemaSedekahanaksalehTPIRe
c070809.mp3.html


Ust.AhmadFarizi Nikmatnya sedekah Tema Hapal AlQuran.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535457/21Ust.AhmadFariziNikmatnyasedekahTemaHapa
lAlQuran.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-NikmatnyaSedekahRecTPI.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535456/20090623Ust.YusufMansyurNikmatnyaSedekahR
ecTPI.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-NikmatnyasedekahTPIRec071409.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535455/90714Ust.YusufMansyurNikmatnyasedekahTPIR
ec071409.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-SedekahketurunanTPIRec070709.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535454/0707Ust.YusufMansyurSedekahketurunanTPIRe
c070709.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Sedekah dan doaTPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535453/20090617Ust.YusufMansyurSedekahdandoaTPIR
ec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Sedekah dan keturunan_lanjutan..TPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535452/.YusufMansyurSedekahdanketurunan_lanjutan
..TPIRec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya SedekahTPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534542/20090610Ust.YusufMansyurNikmatnyaSedekahT
PIRec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya sedekah_TPIRec__2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534541/0520Ustadz.YusufMansyurNikmatnyasedekah_T
PIRec__2.mp3.html


0513UstYusufMansyurNikmatnyasedekahTPIRec130509_2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534540/0513UstYusufMansyurNikmatnyasedekahTPIRec
130509_2.mp3.html

Ust Yusuf Mansur-Sedekah dan zikirTPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534539/20090603Ust.YusufMansyurSedekahdanzikirTP
IRec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya sedekah TPIRec060509.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534538/090506UstYusufMansyurNikmatnyasedekahTPIR
ec060509.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya sedekah_TPIRec_.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534537/090527Ustadz.YusufMansyurNikmatnyasedekah
_TPIRec_.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya sedekah_TPIRec__2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534536/0090519Ust.YusufMansyurNikmatnyasedekah_T
PIRec__2.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya SedekahTPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534535/20090609Ust.YusufMansyurNikmatnyaSedekahT
PIRec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur- Nikmatnya sedekah_TPIRec__2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534534/0526Ustadz.YusufMansyurNikmatnyasedekah_T
PIRec__2.mp3.html


Ust Yusuf Mansur- Sedekah dan kehancuran_TPIRec120509__2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9534533/tYusufMansyurSedekahdankehancuran_TPIRec1
20509__2.mp3.ht


Ust Yusuf Mansur-Efek harta haram.mp3
http://www.ziddu.com/download/9561903/EfekhartaharamolehUst.YusufMansyur.mp3.ht
ml


Ust.AhmadFariziNikmatnyasedekahkasihsayangTPIRec.mp3
http://www.ziddu.com/download/9561902/Ust.AhmadFariziNikmatnyasedekahkasihsayan
gTPIRec.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-FadhillahSurahAlWaaqi_ah_2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9561900/gi-10072009-YusufMansur-FadhillahSurahAlW
aaqi_ah_2.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-YangMenenteramkanHati_2.mp3
http://www.ziddu.com/download/9561899/hPagi-24072009-YusufMansur-YangMenenteram
kanHati_2.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Sedekah dan membebaskan hutang.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535461/090616Ust.YusufMansyurSedekahdanmembebask
anhutang.mp3.html


Ust Yusuf Mansur-Nikmatnya sedekah tema Sedekah anak salehTPIRec071509.mp3
http://www.ziddu.com/download/9535460/NikmatnyasedekahtemaSedekahanaksalehTPIRe
c071509.mp3.html

Jumat, 16 Maret 2012

Foto-foto Bung Karno Saat Sedang Sholat di Amerika

Masih dalam rangka kunjungan Presiden Sukarno ke Amerika Serikat tahun 1956. Ketika tiba saatnya shalat, Bung Karno dan rombongan menuju salah satu masjid di sana untuk bersujud. foto-foto berikut terasa sejuk kalau kita resapi dalam hati. Karenanya saya merasa tidak perlu berpanjang kata mengomentari ataupun memuji. Kita nikmati saja deretan foto di bawah ini, sambil membenamkan imaji sedalam-dalamnya.

Bung Karno, dengan tongkat komandonya berjalan kaki melintasi koridor masjid. Para pengawal correct menjaga Presidennya, lantas mengiringkannya masuk ke dalam masjid.

Usai shalat berjamaah, Bung Karno berdoa sejenak. Sejurus kemudian, ia bangkit berdiri lagi untuk kembali melaksanakan shalat sunah dua raka’at…. Anggota rombongan lain, ada yang mengikuti Bung Karno shalat sunah, ada yang tekun berdzikir, ada pula yang beringsut mundur, dan menunggu di luar masjid.

Usai shalat, tak pernah lupa Bung Karno khusuk berdoa. Tampak di sebelah kiri Bung Karno adalah Roeslan Abdulgani. diplomat muda, pahlawan pada pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya.. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, dan termasuk tokoh di balik Konferensi Asia Afrika  Bandung yang bersejarah itu. Roeslan Abdulgani wafat 29 Juni 2005 dalam usia 91 tahun.
Seperti umumnya jemaah masjid, begitu pula Bung Karno. di dalam masjid, tidak ada presiden, tidak ada menlu, tidak ada pejabat. Yang ada hanya Imam dan makmum. Begitu pula usai shalat, Bung Karno dengan santai duduk di tangga masjid untuk mengenakan sepatu, seperti halnya jemaah yang lain.

Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan Bilateral dengan Presiden dwight Eisenhower yang dikisahkan “kurang mesra”.

Rabu, 18 Januari 2012

Fasal Tentang Tahlil (2)

Mereka yang mempunyai anggapan bahwa doa kepada mayit tidak sampai sepertinya hanya secara tekstual (harfiyah) memahami suatu dalil tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lainnya. 


Sehingga kesimpulan yang mereka ambil mengenai do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi orang yang telah meninggal. Dalam ayat lain Allah SWT menyatakan bahwa orang yang telah meninggal dapat menerima manfaat doa yang dikirimkan oleh orang yang masih hidup. Allah SWT berfirman: 


وَالَّذِيْنَ جَاءُوْامِنْ بَعْدِ هِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَااغْفِرْلَنَا وَلإخَْوَانِنَاالَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإَْيْمَانِ......


Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)


1. ٍAyat ini menunjunkkan bahwa doa generasi berikut bisa sampai kepada generasi pendahulunya yang telah meninggal. Begitu juga keterangan dalam kitab “At-Tawassul” karangan As-Syaikh Albani menyatakan: “Bertawassul yang diizinkan dalam syara’ adalah tawassul dengan nama-nama dan sifat-sifat Allah, tawassul dengan amalan soleh dan tawassul dengan doa orang shaleh.” 


2. Mukjizat para nabi, karomah para wali dan ma’unah para ulama tidak terputus dengan kematian mereka. Dalam kitab Syawahidu al Haq, karya Syeikh Yusuf Ibn Ismail an-Nabhani: 118 dinyatakan: 


وَيَجُوزُ التَّوَسُّلُ بِهِمْ إلَى اللهِ تَعَالَى ، وَالإِسْتِغَاثَةُ بِالأنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالعُلَمَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ بَعْدَ مَوتِهِمْ لأَنَّ مُعْجِزَةَ الأَنْبِيَاءِ وَكَرَمَاتِ الأَولِيَاءِ لاَتَنْقَطِعُ بِالمَوتِ


Boleh bertawassul dengan mereka (para nabi dan wali) untuk memohon kepada Allah SWT dan boleh meminta pertolongan dengan perantara para Nabi, Rasul, para ulama dan orang-orang yang shalih setelah mereka wafat, karena mukjizat para Nabi dan karomah para wali itu tidaklah terputus sebab kematian.”(Syeikh Yusuf Ibn Ismail an-Nabhani, Syawahidul Haq, (Jakarta: Dinamika Berkah Utama, t.th), h. 118)


3. Dasar hukum yang menerangkan bahwa pahala dari bacaan yang dilakukan oleh keluarga mayit atau orang lain itu dapat sampai kepada si mayit yang dikirimi pahala dari bacaan tersebut adalah banyak sekali. Antara lain hadits yang dikemukakan oleh Dr. Ahmad as-Syarbashi, guru besar pada Universitas al-Azhar, dalam kitabnya, Yas`aluunaka fid Diini wal Hayaah juz 1 : 442, sebagai berikut: 


وَقَدِ اسْتَدَلَّ الفُقَهَاءُ عَلَى هَذَا بِأَنَّ أَحَدَ الصَّحَابَةِ سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّم فَقَالَ لَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّا نَتَصَدَّقُ عَنْ مَوتَانَا وَنُحَجُّ عَنْهُمْ وَنَدعُو لَهُمْ هَلْْ يَصِلُ ذَلِكَ إِلَيْهِمْ؟ قَالَ: نَعَمْ إِنَّهُ لَيَصِلُ إِلَيْهِمْ وَإِنَّهُمْ لَيَفْرَحُوْنَ بِهِ كَمَا يَفْرَحُ اَحَدُكُم بِالطَّبَقِ إِذَا أُهْدِيَ إِلَيْهِ!


“Sungguh para ahli fiqh telah berargumentasi atas kiriman pahala ibadah itu dapat sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia, dengan hadist bahwa sesungguhnya ada salah seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, seraya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami bersedekah untuk keluarga kami yang sudah mati, kami melakukan haji untuk mereka dan kami berdoa bagi mereka; apakah hal tersebut pahalanya dapat sampai kepada mereka? Rasulullah saw bersabda: Ya! Sungguh pahala dari ibadah itu benar-benar akan sampai kepada mereka dan sesungguhnya mereka itu benar-benar bergembira dengan kiriman pahala tersebut, sebagaimana salah seorang dari kamu sekalian bergembira dengan hadiah apabila hadiah tersebut dikirimkan kepadanya!"


Sedangkan Memberi jamuan yang biasa diadakan ketika ada orang meninggal, hukumnya boleh (mubah), dan menurut mayoritas ulama bahwa memberi jamuan itu termasuk ibadah yang terpuji dan dianjurkan. Sebab, jika dilihat dari segi jamuannya termasuk sedekah yang dianjurkan oleh Islam yang pahalanya dihadiahkan pada orang telah meninggal. Dan lebih dari itu, ada tujuan lain yang ada di balik jamuan tersebut, yaitu ikramud dla`if (menghormati tamu), bersabar menghadapi musibah dan tidak menampakkan rasa susah dan gelisah kepada orang lain.


Ketiga hal tersebut, semuanaya termasuk ibadah dan perbuatan taat yang diridlai oleh Allah AWT. Syaikh Nawawi dan Syaikh Isma’il menyatakan: "Bersedekah untuk orang yang telah meninggal dunia itu sunnah (matlub), tetapi hal itu tidak harus dikaitkan dengan hari-hari yang telah mentradisi di suatu komunitas masyarakat dan acara tersebut dimaksudkan untuk meratapi mayit. 


وَالتَّصَدُّقُ عَنِ المَيِّتِ بِوَجْهٍ شَرْعِيٍ مَطْلُوْبٌ وَلاَ يَتَقَيَّدُ بِكَوْنِهِ فِىْ سَبْعَةِ أَيَّامٍ أَوْ أَكْثَرَ أَوْ أَقَلَّ وَتَقْيِيْدُ بَعْضِ الأَيَّامِ مِنَ العَوَائِدِ فَقَطْ كَمَا أَفْتىَ بِذَالِكَ السَيِّدُ اَحْمَد دَحْلاَنْ وَقَدْ جَرَتْ عَادَةُ النَّاسِ بِالتَّصَدُّقِ عَنِ المَيِّتِ فِىْثاَلِثٍ مِنْ مَوْتِهِ وَفِىْسَابِعٍ وَفِىْ تَمَامِ العِشْرِيْنَ وَفِى الأَرْبَعِيْنَ وَفِى المِائَةِ وَبَعْدَ ذَالِكَ يَفْعَلُ كُلَّ سَنَةٍ حَوْلاً فِىْ يَوْمِ المَوْتِ 


"Memberi jamuan secara syara’ (yang pahalanya) diberikan kepada mayyit dianjurkan (sunnah). Acara tersebut tidak terikat dengan waktu tertentu seperti tujuh hari. Maka memberi jamuan pada hari ketiga, ketujuh, kedua puluh, ke empat puluh, dan tahunan (hawl) dari kematian mayyit merupakat kebiasaan (adat) saja. (Nihayatuz Zain: 281 , I’anatuth-thalibin, Juz II: 166)


HM Cholil Nafis MA
Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masa’il PBNU

Fasal tentang Bid'ah (1)

Dalam kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah karya Hadratusy Syeikh Hasyim Asy’ari, istilah "bid’ah" ini disandingkan dengan istilah "sunnah". Seperti dikutip Hadratusy Syeikh, menurut Syaikh Zaruq dalam kitab ‘Uddatul Murid, kata bid’ah secara syara’ adalah munculnya perkara baru dalam agama yang kemudian mirip dengan bagian ajaran agama itu, padahal bukan bagian darinya, baik formal maupun hakekatnya. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW,” Barangsiapa memunculkan perkara baru dalam urusan kami (agama) yang tidak merupakan bagian dari agama itu, maka perkara tersebut tertolak”. Nabi juga bersabda,”Setiap perkara baru adalah bid’ah”.

Menurut para ulama’, kedua hadits ini tidak berarti bahwa semua perkara yang baru dalam urusan agama tergolong bidah, karena mungkin saja ada perkara baru dalam urusan agama, namun masih sesuai dengan ruh syari’ah atau salah satu cabangnya (furu’).

Bid’ah dalam arti lainnya adalah sesuatu yang baru yang tidak ada sebelumnya, sebagaimana firman Allah S.W.T.:

بَدِيْعُ السَّموتِ وَاْلاَرْضِ


Allah yang menciptakan langit dan bumi”. (Al-Baqarah 2: 117).


Adapun bid’ah dalam hukum Islam ialah segala sesuatu yang diada-adakan oleh ulama’ yang tidak ada pada zaman Nabi SAW. Timbul suatu pertanyaan, Apakah segala sesuatu yang diada-adakan oleh ulama’ yang tidak ada pada zaman Nabi SAW. pasti jeleknya? Jawaban yang benar, belum tentu! Ada dua kemungkinan; mungkin jelek dan mungkin baik. Kapan bid’ah itu baik dan kapan bid’ah itu jelek? Menurut Imam Syafi’i, sebagai berikut;

اَلْبِدْعَةُ ِبدْعَتَانِ : مَحْمُوْدَةٌ وَمَذْمُوْمَةٌ, فَمَاوَافَقَ السُّنَّةَ مَحْمُوْدَةٌ وَمَاخَالَفَهَا فَهُوَ مَذْمُوْمَةٌ


“Bid’ah ada dua, bid’ah terpuji dan bid’ah tercela, bid’ah yang sesuai dengan sunnah itulah yang terpuji dan bid’ah yang bertentangan dengan sunnah itulah yang tercela”.


Sayyidina Umar Ibnul Khattab, setelah mengadakan shalat Tarawih berjama’ah dengan dua puluh raka’at yang diimami oleh sahabat Ubai bin Ka’ab beliau berkata :

نِعْمَتِ اْلبِدْعَةُ هذِهِ


“Sebagus bid’ah itu ialah ini”.


Bolehkah kita mengadakan Bid’ah? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah kita kembali kepada hadits Nabi SAW. yang menjelaskan adanya Bid’ah hasanah dan bid’ah sayyiah.

مَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ اَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ سَنَّ فِى اْلاِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِئَةً فَعَلَيْهِ وِزْرُهَاوَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِاَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا. القائى, ج: 5ص: 76.

Barang siapa yang mengada-adakan satu cara yang baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun, dan barang siapa yang mengada-adakan suatu cara yang jelek maka ia akan mendapat dosa dan dosa-dosa orang yang ikut mengerjakan dengan tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikit pun”.


Apakah yang dimaksud dengan segala bid’ah itu sesat dan segala kesesatan itu masuk neraka?


كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ

Semua bid’ah itu sesat dan semua kesesatan itu di neraka”.


Mari kita pahami menurut Ilmu Balaghah. Setiap benda pasti mempunyai sifat, tidak mungkin ada benda yang tidak bersifat, sifat itu bisa bertentangan seperti baik dan buruk, panjang dan pendek, gemuk dan kurus. Mustahil ada benda dalam satu waktu dan satu tempat mempunyai dua sifat yang bertentangan, kalau dikatakan benda itu baik mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan jelek; kalau dikatakan si A berdiri mustahil pada waktu dan tempat yang sama dikatakan duduk.

Mari kita kembali kepada hadits.


كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ

Semua bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan itu masuk neraka”.


Bid’ah itu kata benda, tentu mempunyai sifat, tidak mungkin ia tidak mempunyai sifat, mungkin saja ia bersifat baik atau mungkin bersifat jelek. Sifat tersebut tidak ditulis dan tidak disebutkan dalam hadits di atas; dalam Ilmu Balaghah dikatakan, حدف الصفة على الموصوف “membuang sifat dari benda yang bersifat”. Seandainya kita tulis sifat bid’ah maka terjadi dua kemungkinan: Kemungkinan pertama :


كُلُّ بِدْعَةٍ حَسَنَةٍ ضَلاَ لَةٌ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّارِ

“Semua bid’ah yang baik sesat, dan semua yang sesat masuk neraka”.


Hal ini tidak mungkin, bagaimana sifat baik dan sesat berkumpul dalam satu benda dan dalam waktu dan tempat yang sama, hal itu tentu mustahil. Maka yang bisa dipastikan kemungkinan yang kedua :


كُلُّ بِدْعَةٍ سَيِئَةٍ ضَلاَ لَةٍ وَكُلُّ ضَلاَ لَةٍ فِى النَّاِر


“Semua bid’ah yang jelek itu sesat, dan semua kesesatan itu masuk neraka”.



--(KH. A.N. Nuril Huda, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)--
 dalam "Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) Menjawab", diterbitkan oleh PP LDNU)

Rabu, 11 Januari 2012

KH. Abdullah Syamsul Arifin: NU dan Ahlussunnah Wal Jamaah

Hakikat Ahlussunnah Wal Jamaah

Dengan tidak memonopoli predikat sebagai satu-satunya golongan Ahlussunnah wal Jamaah, jam'iah Nahdlatul Ulama semenjak pertama berdirinya menegaskan diri sebagai penganut, pengemban dan pengembang Islam ala Ahlussunnah wal Jamaah. Dengan sekuat tenaga, Nahdlatul Ulama berusaha menempatkan diri sebagai pengamal setia dan mengajak seluruh kaum muslimin, terutama para warganya untuk menggolongkan diri pada Ahlussunnah wa Jamaah.
Pada hakekatnya, Ahlussunnah wal Jamaah, adalah ajaran Islam yang murni sebagaimana diajarkan dan diamalkan oleh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya.
Ketika Rasulullah saw. menerangkan bahwa umatnya akan tergolong menjadi banyak sekali (73) golongan, beliau menegaskan bahwa yang benar dan selamat dari sekian banyak golongan itu hanyalah Ahlussunnah wa Jamaah. Atas pertanyaan para sahabat mengenai definisi as-Sunah wal Jamaah, beliau merumuskan dengan sabdanya:
ما انا عليه اليوم واصحابى
"Apa yang aku berada di atasnya, hari ini, bersama para sahabatku".
Ahlussunnah wal Jamaah adalah golongan pengikut setia pada al-Sunnah wa al-Jamaah, yaitu ajaran Islam yang diajarkan dan diamalkan Oleh Rasulullah saw. bersama para sahabatnya pada zamanya itu.
Ahlussunnah wal Jamaah bukanlah suatu yang baru timbul sebagai reaksi dari timbulnya beberapa aliran yang menyimpang dari ajaran yang murni seperti Syiah, Khawarij, Mu'tazilah dan sebagainya. As-Sunnah wal Jamaah sudah ada sebelum semuanya itu timbul. Aliran-aliran itulah yang merupakan gangguan terhadap kemurnian as-Sunnah wal Jamaah. Setelah gangguan itu membadai dan berkecamuk, dirasakan perlunya predikat Ahlussunnah wal Jamaah, dipopulerkan oleh kaum muslimin yang tetap setia menegakkan as-Sunnah wal Jamaah, mempertahankannya dari segala macam ganguan yang ditimbulkan oleh aliran-aliran yang mengganggu itu. Mengajak seluruh pemeluk islam untuk kembali kepada as-Sunnah wal Jamaah.

Peranan para Sahabat 

Para sahabat, generasi yang hidup sezaman dengan Rasulullah saw. adalah generasi yang paling menghayati as-Sunnah wal Jamaah. Mereka dapat menerima langsung ajaran agama dari tangan pertama. Kalau ada yang belum jelas, dapat menanyakan langsung pula kepada Rasulullah saw. terutama al-Khulafa ar-Rosyidun:
  • sahabat Abu Bakar as-Shiddiq ra, 
  • sahabat Umar bin Khatab ra, 
  • sahabat Utsman bin Affan ra, 
  • dan Sahabat Ali bin Abi Thalib ra.
Memang para sahabat adalah manusia biasa yang tidak memiliki wewenang Tasyri' (تشر يع = membentuk atau mengadakan hukum). Tetapi di dalam tathabiq (تطبيق = menerapkan prinsip-prinsip pada perumusan sikap dan pendapaat yan kongkret), peranan mereka tidak dapat dikesampingkan karena hanya ada kritik atau koreksi dari seseorang atau kelompok orang manusia biasa pula yang jarak zamannya sedemikian jauh dengan zaman Rasulullah saw. dan kemampuan penghayatannya terhadap as-sunnah wal Jamaah sulit diyakini melebihi kemampuan para sahabat.
Rasulullah saw. bersabda:
عليكم بسنتى وسنة الخلفاء الراشدين المهديين
"Haruslah kamu sekalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para Khulafa ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk." (HR. Ahmad)
Nahdlatul Ulama berpendirian teguh, bahwa al-Mahdiyyin (yang mendapat petunjuk) adalah sifat menerangkan kenyataan bukan sifat yang merupakan syarat yang membatasi. Artinya, memang semua Khulafa ar-Rosyidin itu, tanpa diragukan lagi adalah orang-orang yang mendapat petunjuk, bukan orang-orang yang sebagian mendapat petunjuk dan sebagian tidak. المهديين adalah sifat kata الخلفاء bukan sifat kata: سنة . Bahkan, jumhur ulama berpendapat bahwa para sahabat Rasulullah saw. adalah para tokoh yang diyakini kejujurannya didalam masalah penyampaian ajaran agama. Keragu-raguan terhadap kejujuran para sahabat merupakan salah satu bahaya bagi kemantapan saluran ajaran agama, apa alagi terhadap Khulafa ar-Rosyidin al-Mahdiyyin. Keraguan tersebut akan mengacaukan, mengaburkan dan mengeruhkan jalur-jalur yang harus ditelusuri sampai kepada as-Sunnah dan al-Qur'an.
Para sahabat yang mendengar ucapan, melihat perbuatan dan menghayati sikap (taqrir) Rasulullah saw. kemudian ucapan, perbuatan dan sikap Rasulullah saw itu dikumpulkan, dicatat dan dikodifikasikan. Para sahabat pula yang mendengar dan mencatat Rasulullah saw., membaca ayat-ayat al-Qur'an, kemudian dikumpulkan dan disusun menjadi mushaf yang sampai sekarang kita yakini sebagau mushaf al-Qur'an yang otentik.
Selain dalil-dalil qauli (bersifat ucapan) yang memberi kesaksian Rasulullah saw. atas kemampuan penghayatan para sahabat terhadap apa yang diajarkan oleh beliau, terdapat pula dalil-dalil yang sekaligus qauli dan fi'li (bersifat perbuatan tindakan). Beliau merestui beberapa sahabat melakukan ijtihad (mengerahkan daya pikir untuk mendapat kesimpulan pendapat berdasarkan atas pemahaman dan peghayatan terhadap nash al-Qur'an dan al-Hadits). Yang paling terkenal ialah ketika Rasulullah saw. mengutus sahabat Mu'adz bin Jabal ra. ke Yaman. Atas pertanyaan Rasulullah saw., sahabat Mu'adz ra memberi jawaban yang dapat dirumuskan:
  1. Kalau sesuatu masalah ada dalilnya yang jelas didalam al-Qur'an, maka keputusan hukum diambil berdasarkan al-Qur'an
  2. Kalau tidak terdapat dalam al-Qur'an dan terdapat didalam as-Sunnah, maka diambil berdasarkan as-Sunnah
  3. Kalau tidak terdapat dalil yang jelas didalam al-Qur'an dan juga tidak terdapat didalam as-Sunnah, maka keputusan hukum diambil berdasarkan ijtihad (hasil daya pikir).
Pasti dapat diyakinkan oleh setiap pemeluk Islam, bahwa para sahabat bukanlah sekelompok orang yang dibina oleh Rasulullah saw. hanya untuk diri mereka sendiri tanpa berkelanjutan peranannya. Pasti para sahabat adalah generasi pertama kaum muslimin mengemban tugas melanjutkan missi dan perjuangan Rasulullah saw. mengembangkan ajaran agama Islam ke seluruh pelosok dunia kepada segenap umat manusia.
Allah berfirman:
وَمَآ أَرْسَلْنَٟكَ إِلَّا كَآفَّةًۭ لِّلنَّاسِ بَشِيرًۭا وَنَذِيرًۭا وَلَٟكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٢٨﴾
"Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya, sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti". (QS. As-Saba: 28)
Pasti para sahabat adalah pembawa cahaya Islam yang diterima dari Rasulullah saw. kepada generasi-generasi sesudahnya.
Rasulullah saw bersabda:
اصحابى كالنجوم بايهم اقتديتم اهدينتم
"Para sahabatku adalag ibarat bintang-bintang. Dengan siapa pun di antara mereka kamu sekalian ikut, maka kamu akan mendapat petunjuk".
Para sahabat, pasti bukan sekedar pembawa rekaman ayat-ayat al-Qur'an dan as-Sunnah sja, tetapi sekaligus adalah juga pembawa pentauladanan, penjelasan dan pendapat mengenai arti ayat al-Qur'an dan al-Hadits itu sesuai dengan penghayatannya.

Generasi sesudah Sahabat

Sesudah generasi sahabat, tugas melanjutkan missi dan perjuangan Rasulullah SAW. diterima oleh generasi baru yang disebut tabi'in (تابعين = para pengikut). Selanjutnya ganti berganti, berkesinambungan generasi demi generasi menerima misi dan perjuangan itu, para tabi'in, para Imam Mujtahidin, para Ulama Shalihin, dari zaman ke zaman.
Kalau pengumpulan dan penyusunan catatan-catatan ayat-ayat al-Qur'an sampai menjadi sebuah mush-haf yang otentik sudah terselesaikan pada zaman sahabat, maka pengumpulan Hadits baru dirintis dan dilakukan oleh para tabi'in. selanjutnya seleksi, kategorisasi, sistematisasinya digarap dan dirampungkan oleh generasi-generasi sesudahnya. Segala macam syarat, sarana dan metode untuk menyimpulkan pendapat yang benar dan murni dari al-Qur'an dan al-Hadits diciptakan dan dikembangkan. Mulai dari ilmu-ilmu bahasa Arab, Nahwu, Sharraf, Ma'ani, Badi', dan Bayan sampai kepada ilmu mantiq (logika) dan filsafat, dirangkaikan dengan ilmu tafsir, ilmu Mushthalahul Hadits sampai kepada Ushul Fiqh dan al-Qowa'id al-Fiqhiyah. Semuanya dimaksudkan untuk dapat mencapai kemurnian ajaran as-Sunnah wal Jamaah.
Bukan hanya guna mendapatkan ilmunya untuk diamalkan sendiri, tetapi sekaligus juga segala ilmu yang didapat itu di siarkan, di da'wahkan dan lebih dari untuk diamalkan oleh sebanyak mungkin umat.
Mereka as-Sabiqunal Awwalun ( السابقون الاولون = generasi terdahulu) itu bergerak ke segala penjuru dunia, dengan segala jerih payah, dengan penderitaan dan pengorbanan menyebarkan as-Sunnah wal Jamaah, Kaaffatan linnaas ( كافة للناس = kepada seluruh umat manusia). Tidak terkecuali ke tanah air Indonesia ini. Para Muballighin, atas resiko sendiri tanpa dukungan dari kekuasaan politik dan tanpa dukungan dari kekuatan materil yang berarti membawa as-Sunnah wal Jamaah itu kemari. Dengan tidak mengurangi penghargaan terhadap para Muballighin yang lain, tidaklah dapat dilewatkan menyebut jasa-jasa para wali Muballighin yang dikenal dengan istilah Wali Sanga, kelompok sembilan yang paling berkesan di dalam sejarah islam di Indonesia.

Sistem dan Methode

Bagi para sahabat Rasulullah saw. yang hidup se zaman dengan beliau, tidaklah terlalu sulit mendapatkan kemurnian ajaran agama Islam, karena jarak waktu dan jarak fisik yang sangat dekat. Namun makin jauh jarak fisik dengan sumber pertama, maka menjadi sulit untuk mendapatkan kemurnian as-Sunnah wal Jamaah itu, terutama karena besarnya gangguan-gangguan yang membahayakan kemurnian tersebut.
Kecuali jauhnya jarak dan adanya gangguan-gangguan, kesulitan untuk mendapatkan as-Sunnah wal Jamaah itu menjadi lebih berat, karena al-Qur'an hanya mengandung hal-hal yang prinsip sedang al-Hadits, meskipun lebih terperinci isinya, tetapi disampaikan oleh Rasulullah saw. secara parsial (sebagian-sebagian) sehingga satu masalah saja (umpamanya cara melakukan shalat) mungkin beratus-ratus jumlah al-Hadits yang berhubungan dengan masalah shalat ini. Belum lagi, seleksi al-Hadits dan latar belakang sejarah disampaikannya oleh Rasulullah saw.
Oleh karenanya, tidak semua orang mampu memahami sendiri dan menyimpulkan pendapatnya mengenai sesuatu masalah langsung dari al-Qur'an dan al-Hadits, secara benar sehingga dapat dipertanggung jawabkan kemurniannya. Dengan demikian diperlukan sistem yang dapat dipertanggung jawabkan, bagi seseorang yang perlu punya pendapat atau perlu melakukan sesuatu hal mengenai ajaran agama.
  1. Bagi yang memenuhi syarat dan sarana untuk mengambil kesimpulan pendapat (istinbath استنباط ) sendiri dapat menggunakan sistem ijtihad, yaitu ber-istinbath sendiri.
  2. Bagi yang tidak memenuhi syarat atau yang meragukan kemampuannya sendiri, tidak ada yang dapat dilakukan kecuali mengikuti hasil ijtihad atau istinbath orang lain yang mampu, yang disebut dengan istilah sistem taqlid.
Memaksa semua orang beristinbath dan berijtihad sendiri, bukan saja tidak tepat tetapi juga sangat membahayakan kemurnian ajaran agama Islam, membahayakan as-Sunnah wal Jamaah. Rasulullah bersabda:
 اذا وسد الامر الى غير اهله فانتظر الساعة
"Tatkala suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat (kehancuran saat perkara itu)."

Karakteristik

Karena as-Sunnah wal Jamaah itu tidak lain adalah ajaran agama Islam yang murni sebagaimana dianjurkan dan diamalkan oleh Rasulullah saw bersama para sahabatnya, maka perwatakan (karakteristik) nya adalah juga karakteristik agama itu sendiri.
Karakteristik agama Islam yang paling esensial adalah:
  • Prinsip at-Tawassuth, jalan pertengahan, tidak tathorruf (ekstrem = تطرف ) kekanan-kananan atau kekiri-kirian.
  • Sasaran Rahmatan lil ‘alamin, menyebar rahmat kepada seluruh alam. 

Karakter At-Tawassuth wal I'tidal

Pengertian at-Tawassuth

As-Sunnah wal Jamaah adalah ajaran islam yang murni sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah saw. dan diamalkan oleh beliau bersama para sahabatnya. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa karakter as-Sunnah wal Jamaah serambutpun tidak bergeser dari karakter agama Islam sendiri. Karakteristik as-Sunnah wal Jamaah adalah karakteristik agama Islam.
Ada tiga kata istilah yang diambil dari al-Qur'an dalam menggambarkan karakteristik agama Islam, yaitu:
  1. at-Tawassuth = التوسط
  2. al-I'tidal الاعتدال
  3. at-Tawazun التوازن.

At-Tawassuth = التوسط

yang berarti: pertengahan, diambil dari firman Allah swt. (dari kata wasathan = وسطا )
وَكَذَٟلِكَ جَعَلْنَٟكُمْ أُمَّةًۭ وَسَطًۭا لِّتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًۭا ۗ
"Dan demikianlah, kami telah menjadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengan ( adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia dan supaya Rasulullah saw. menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian … (QS. Al-Baqarah: 143)

Al-I'tidal =  الاعتدال

Berarti tegak lurus, tidak condong kanan dan tidak condong ke kiri, diambil dari kata al-Adlu ( العد ل) keadilan atau I'diluu ( اعد لوا = bersikap adillah) pada ayat:
يَٟٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّٟمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَـَٔانُ قَوْمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعْدِلُوا۟ ۚ ٱعْدِلُوا۟ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿٨﴾
"Hai orang-orang yang beriman kendaklah kamu sekalian menjadi orang yang tegak (membela kebenaran) karena Allah swt. Menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil (bil qisthi). Dan jangan sekali-kali kebencianmu kepada kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah keadilan itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah itu Maha Melihat terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah: 8) 

At-Tawazun = تشرالتوازن

berarti keseimbangan, tidak berat sebelah, tidak kelebihan suatu unsur atau kekurangan unsur yang lain. Diambil dari kata al-waznu atau al-mizan alat penimbang dari ayat:
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِٱلْبَيِّنَٟتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ ٱلْكِتَٟبَ وَٱلْمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلْقِسْطِ ۖ
"Sungguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan Mizan (penimbnagn keadilan)supaya manusia dapat melaksanakan keadilan (al-qisth) … (QS. Al-Hadid: 25)
At-Tawassuth (termasuk al-I'tidal dan at-Tawazun), bukanlah serba kompromistis dengan mencampuradukkan semua unsur (sinkretisme). Juga bukan mengucilkan diri dari menolak pertemuan dengan unsur apa-apa. Karakter at-Tawassuth bagi Islam adalah memang sejak semula Allah swt sudah meletakkan di dalam Islam segala kebaikan, dan segala kebaikan itu pasti terdapat di antara ujung tatharruf, sifat mengujung, ekstrimisme. Prinsip dan karakter at-Tawassuth yang sudah menjadi karakter Islam ini harus diterapkan didalam segala bidang, supaya agama islam dan sikap serta tingkah laku umat Islam selalu menjadi saksi dan pengukur kebenaran bagi semua sikap dan tingkah laku manusia umumnya.

Penerapan Prinsip dan Karakter at-Tawassuth

Manifestasi prinsip dan karakter at-Tawassuth ini tampak pada segala bidang ajaran agama Islam dan harus dipertahankan, dipelihara dan dikembangkan sebaik-baiknya, terutama oleh kaum Ahlussunnah wal Jamaah, pengikut setia as-Sunnah wal Jamaah.

Bidang Aqidah

  1. Keseimbangan antara penggunaan dalil aqli (argumentasional) dengan dalil naqli (nash al-Qur'an dan al-Hadits) dengan pengertian, bahwa dalil aqli dipergunakan dan ditempatkan dib awah dalil naqli.
  2. Berusaha sekuat tenaga memurnikan aqidah dari segala campuran aqidah dari luar Islam.
  3. Tidak tergesa menjatuhkan vonis musyrik, kufur dan sebagainya atas mereka yang karena satu dan lain hal belum dapat memurnikan tauhid/ aqidahnya, semurni-murninya.

Bidang Syari'ah

  1. Selalu berpegang teguh pada al-Qur'an dan as-Sunnah, dengan menggunakan metode dan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan dan melalui jalur-jalur yang wajar.
  2. Pada masalah yang sudah ada dalil nash yang sharih dan qath'i (tegas dan pasti), tidak boleh ada campur tangan pendapat akal.
  3. Pada masalah yang dhanniyat (tidak tegas dan tidak pasti), dapat di toleransi adanya perbedaan pendapat selama masih tidak bertentangan dengan prinsip agama. 

Bidang Tashawwuf/Akhlak

  1. Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, denga riyadhoh dan mujahadah menurut kaifiyah yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum dan ajaran islam.
  2. Mencegah ekstrimisme dan sikap berlebih-lebihan (al-Ghuluwwu) yang dapat menjerumuskan orang kepada penyelewengan aqidah dan syariah.
  3. Berpedoman bahwa ahlak yang luhur selalu berada di antara dua ujung sikap yang mengunjung, misalnya:
    1. Syaja'ah (الشجاعة) berani, di antara Jubn (penakut) dan at-Tahawwur (sembrono)
    2. Tawadhu' (التواضع) menempatkan diri secara tepat, di antara takabbur (sombong) dan tadzallul (rendah diri)
    3. Jud atau karom  (الجود ـ الكرم) luman (Jawa-ed.) dan dermawan, di antara Bukhl (kikir) dan Israf (boros)

Bidang Mu'asyaroh (pergaulan) antar golongan

  1. Mengakui watak tabiat manusia yang selalu senang berkelompok dan bergolong-golong berdasarkan atas unsur pengikatnya masing-masing.
  2. Pergaulan antar golongan harus diusahakan berdasar saling mengerti dan saling menghormati
  3. Permusuhan terhadap sesuatu golongan, hanya boleh dilakukan terhadap golongan yang nyata memusuhi agama Islam dan Umat Islam. Terhadap yang tegas memusuhi Islam, tidak boleh ada sikap lain kecuali sikap tegas.

Bidang Kehidupan Bernegara

  1. Negara nasional (yang didirikan bersama oleh seluruh rakyat) wajib dipelihara dan dipertahankan eksistensinya.
  2. Penguasa negara (pemerintah) yang sah harus ditempatkan pada kedudukan yang terhormat dan ditaati, selama tidak meyeleweng, dan/atau memerintah kearah yang bertentangan dengan hukum dan ketentuan Allah.
  3. Kalau terjadi kesalahan dari pihak pemerintah, cara memperingatkannya melalui tata cara yang sebaik-baiknya. 

Bidang Kebudayaan

  1. Kebudayaan, termasuk di dalamnya adat-istiadat, tata pakaian, kesenian dan sebagainya adalah hasil budi daya manusia yang harus ditempatkan pada kedudukan yang wajar dan bagi pemeluk agama, kebudayaan harus dinilai dan diukur dengan norma-norma hukum dan ajaran agama.
  2. Kebudayaan yang baik dalam arti menurut norma agama, dari manapun datangnya dapat diterima dan dikembangkan. Sebaliknya, yang tidak baik harus ditinggalkan. Yang lama yang baik dipelihara dan di kembangkan. Yang baru yang lebih baik dicari dan dimanfaatkan.
تشر المحافظة على القديم الصالح والاخذ بالجديد الاصلح
Tidak boleh ada sikap apriori, selalu menerima yang lama dan menolak yang baru atau sebaliknya selalu menerima yang baru dan menolak yang lama

Bidang Dakwah

  1. berdakwah adalah mengajak masyarakat untuk berbuat menciptakan keadaan yang lebih baik, terutama menurut ukuran ajaran agama. Tidak mungkin orang berhasil mengajak seseorang dengan cara yang tidak mengenakkan hati yang diajak. Berdakwah bukan menghukum.
  2. Berdakwah harus dilakukan dengan sasaran tujuan yang jelas, tidak hanya sekedar mengajak berbuat saja, menurut selera.
  3. Berdakwah harus dilaksanakan dengan keterangan yang jelas, dengan petunjuk-petunjuk yang baik, sebgaimana seorang dokter atau perawat berbuat terhadap pasien. Kalau terdapat kesulitan, maka kesulitan itu harus ditanggulangi dan diatasi dengan cara yang sebaik-baiknya.

Bahaya bagi Kemurnian Ajaran Islam

Banyak sekali dalam Ayat-ayat Al Qur'an, Allah SWT , memberikan jaminan, bahwa dia pasti memelihara agamanya. Namun jaminan itu tidaklah berarti bahwa agama Islam berkembang dan terpelihara tanpa rintangan ancaman, hambatan dan bahaya- bahaya terhadap kemurniannya dan kelangsungan perkembangannya. Juga tidak berarti, bahwa kaum muslimin tidak perlu berjuang memelihara kemurnian agamanya, tidak perlu bersusah payah mengembangkan agamanya. Rasulullah SAW diharuskan berjuang untuk mengembangkan agama itu dengan susah payah, dengan penderitaan, bahkan berkali-kali jiwanya terancam dan mendapat luka-luka pada waktu berdakwah dan pada waktu berperang. Rasulullah SAW harus memberikan pengorbanan segala galanya demi tugasnya mengemban dan mengembangkan agama Islam.
Pada zaman ini pun, bahaya fisik bagi kaum muslimin yang harus dihadapi secara fisik pula masih terdapat di beberapa bagian dunia ini umpamanya di Palestina. Beratus ribu kaum muslimin Palestina harus mempertaruhkan jiwanya untuk dapat kembali dari kamp-kamp pengungsiannya ke negrinya, palestina. Mereka masih harus berjihad fisabilillah, bahkan ber-qital (perang) untuk pulang ke kampung halamannya, mendekati masjidil Aqsha.
Meskipun demikian, secara umum dan keseluruhan muslimin, terutama umat Islam Indonesia tidak lagi menghadapi bahaya fisik itu sebagai satu-satunya bahaya yang paling besar.
Sejak beberapa abad terakhir ini bahaya permanen yang selalu mengancam Islam, bahaya laten yang selalu muncul pada tiap kesempatan adalah serangan musuh Islam dalam wujud yang lain, yaitu serangan yang dilakukan oleh apa yang lazim disebut kaum orientalis.
Kaum orientalis ialah mereka, para cerdik cendikiawan yang tekun mempelajari masalah-masalah ketimuran terutama masalah Islam, tetapi sama sekali bukan untuk kepentingan Timur dan Islam. Bahkan sebaliknya, untuk menghancurkan timur dan Islam. Mereka belajar tentang Islam sedalam-dalamnya, belajar bahasa arab dan bahasa timur lainnya dengan segala kelengkapannya, dari sejarah, sosiologi, hukum dan adat istiadat Islam. Dari sudut keilmuan, mereka mungkin jauh lebih mengerti dari pada beberapa para sarjana Islam sendiri. Sayang maksudnya hanya satu: Menghancurkan Islam, sebagai kelanjutan dari perjuangan golongan mereka dalam perang salib. Secara fisik, perang salib memang sudah lama berakhir, tetapi secara ma'nawi ( politik, Ideologi dan kebudayaan ) berlangsung terus berabad-abad kemudian, sampai sekarang dan akan berlangsung seterusnya.
Medan perjuangan mereka mengancam kelangsungan dan kemurnian Islam sangat luas, tak terbatas. Senjata dan saluran perjuangan mereka, terutama adalah otak, pikiran dan imu, terutama ilmu tentang islam dan keislaman. Dengan ilmu dan dengan saluran ilmu, mereka berusaha:
  1. Mengaburkan, kemudian mengoncangkan jalur agama Islam kedua, yaitu al-hadits. Mula-mula mereka membayang-bayangkan sesuatu yang pantas di ragukan, yaitu kemampuan seorang sahabat Abu hurairah ra., bagaimana seseorang mampu meriwayatkan Hadist sekian banyaknya. Dibayangkan pula keraguan terhadap kemampuan seorang imam Zuhri, bagaimana seseorang mampu mengumpulkan hadits yang bertebaran sedemikian rupa. Akhrinya mereka berusaha menggoncangkan keyakinan kaum muslimin akan adanya hadits-hadits yang shahih yang benar-benar dari Rasulullah saw. Kalau kaum muslimin sudah "kehilangan hadits" karena semua hadits diragukan kebenaran dan keasliannya, maka berarti sudah kehilangan jalur utama kepada al-Quir'an.
  2. Menganjurkan penggunaan akal sebebas-bebasnya, karena Islam sendiripun menghargai akal dan pikiran. Mereka ingin menumbuhkan pendapat bahwa akal manusia cukup untuk mengatur segala-galanya. Sasaran terakhir mereka ialah supaya kaum muslimin lebih menampilkan akalnya dan mengesampingkan agamanya. Kalau sasaran ini sudah tercapai, maka dengan mudah mereka memompa otak kaum muslimin dengan teori, paham, dan doktrin ciptaan mereka, antara lain:
    1. intelektualisme, yang pada pokoknya megajarkan bahwa dengan akal saja, manusia akan dapat mencapai segala hidupnya.
    2. Materialisme, yang pada pokoknya mengajarkan bahwa yang paling menentukan hidup manusia adalah benda.
    3. Sekularisme, yang pada pokoknya mengajarkan bahwa manusia harus dapat memisahkan masalah duniawi yang harus dijadikan urusan pokok dari masalah ukhrawi yang masih diragukan kebenarannya
Sudah tentu bahaya terhadap kelangsungan hidup dan kemurnian ajaran Islam tidak hanya datang dari orientalisme saja yang merupakan bahaya dari luar. bahaya yang ada dalam tubuh kaum muslimin sendiri, banyak juga meskipun sebagian berasal dari luar dan sudah lama berada di dalam, antara lain:
  1. Sikap memihak yang berlebih-lebihan kepada seseorang atau sekelompok orang, baik karena motif kekeluargaan atau kekuasaan atau motif lainnya, sehingga cenderung mencari dalih dan dalil untuk membenarkan sikap sendiri. Hal ini mulai tampak pada ahir masa khalifah Utsman bin Affan, pada zaman ke khalifahan sahabat Ali bin Abi Thalib dan seterusnya dengan munculnya aliran Syi'ah dan Khawarij.
  2. Masukknya pengaruh filsafat Yunani yang memunculkan aliran Mu'tazilah dan sebagainya.
  3. Masih adanya sisa kepercayaan lama seperti Israiliyyat, Majusi, dan lain sebagainya. Sisa-sisa ini ditambah dan dikobarkan kembali dengan sengaja oleh unsur-unsur munafiqin. Di wilayah-wilayah baru yang didatangi oleh agama Islam, sisa-sisa kepercayaan lama ini pun merupakan sesuatu yang membahayakan kemurnian ajaran Islam. Tidak terkecuali di Indonesia.
  4. Sikap "menentang yang lama" secara berlebih-lebih sehingga tergelincir oleh sikap "serba anti yang lama". Anti madzah, anti taqlid, anti ziarah kubur, dan lain sebagainya.
Segala kelemahan yang ada di dalam tubuh kaum muslimin itu sendiri itidak satupun yang terlepas dari perhatian kaum Orientalis untuk dipergunakan sebagai jalur penyalur usahanya mengeruhkan kemurnian Islam meskipun demikian, senjata ilmu yang mereka gunakan itu ahirnya mulai tampak menjadi "senjata makan tuan" ketekunan mereka mempelajari ilmu keislaman telah menjalar, menjadikan jumlah peminat itu semakin banyak. Di antara mereka yang tekun mempelajari ilmun keislaman ini tidak sedikit yang kemudian benar-benar menerima Islam sebagai satu kebenaran yang harus diikuti. Islam mulai berkembang di kalangan para sarjana itu terbuktilah kebenaran janji Allah SWT. Dalam firmanNya:
 يَٟٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوٓا۟ ءَابَآءَكُمْ وَإِخْوَٟنَكُمْ أَوْلِيَآءَ إِنِ ٱسْتَحَبُّوا۟ ٱلْكُفْرَ عَلَى ٱلْإِيمَٟنِ ۚ
"Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut mereka dan Allah tidak berkenan kecuali menyempurnakan Cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak suka." (QS. At-Taubah: 32).
Dikutip dari: http://ade-tea.blogspot.com/2011/05/kursor-diikuti-jam-dan-tanggal-v2.html#ixzz1eUnkIGUV